Title : Take Me Home (2010)
Author : Duele
Genre : Drama, Fluff
Rating : 15+
Chapter(s) : one shot
Band(s) : Dir en grey
Pairing(s) : DiexShinya
Summary : Mereka pulang kemaleman gara-gara kereta yang ngaret... lol
Disclaimer : basic from true story
Note Author : Judul nyolong dari Mba Sophie Elis Bextor lol
~*~
" Yampuuuunnn !!! Kyo mana sih !?"
DIE sudah berkacak pinggang di depan pintu gerbang. Dasarnya Kyo lambat banget, selalu ngaret kalo bikin janji *pitnah* Padahal udah di tunggu dari tadi.
" Coba ditelepon." usul KAORU.
Gak mesti diperintah, TOSHIYA langsung ambil henpun barunya buat nelepon si mas pokalis *sekalian pamer tentunya =p Sementara SHINYA masih duduk diam dibawah rindangnya pohon cabai lol
Wajahnya lesu sekali.
" Shin, mangap yah." Die tiba-tiba menghampiri.
" Ah ? Gapapa kok." jawabnya tersenyum.
" Beneran ?" tanya Die masih cemas.
Shinya mengangguk. Die kelihatan masih ngga enak hati. Yaiyalah, hari ini Die sudah membuat satu kesalahan besar. Membuat Shinya terlambat pulang kerumah.
Tak lama, KYO muncul.
" Guys, gomeeeeeennnn ~~!!!! Tapi gue gak bisa ikut pulang. Bang Kiyoharu ngajak gue ke central hari ini." Kyo muhun maaf yang sebesar-besarnya.
Wajah yang lain udah empet gara-gara ngabisin waktu nungguin Kyo yang ternyata malah gag bisa ikut.
" Uhmm ! SMS dong SMS !!!!" tapi cuman Totchi yang berani nglabrak si Warumono itu xD
" Gomen, pulsa abis." Kyo nyengir kuda.
" Payah ah." cibir Totchi lagi.
" Yawda, Kyo kan ke central juga buat tugas. Gapapa. Nti kalau ada masalah di central hubungin kita yah." Kaoru maklum.
" Kaoru, lu emang Leader paling baeeeeeeeeekkk !" Kyo hampir memeluk tapi keburu dicegah Totchi. " Jangan peluk2 !!!" ancamnya xD
" Baibai...!!"
Kyo menghilang ditengah kerumunan masa. Kini tinggal mereka berempat yang masih menunggu kepulangan Totchi.
" Nyaaahh. Maapin Totchi Kaokao... Totchi dijemput Papah~" tuturnya dengan wajah yang suangat amat terlalu manis.
" Yawda gapapa, kamu emang lebih baik di jemput ma Papah kamu."
Totchi terharu, berlinang airmata, akhirnya meluk Kao dengan suka cita. Yang dipeluk licik mengedipkan mata ke arah Die yang langsung disambut muka: -________________________-;;;
Mari tinggalkan kedua pasangan penuh tjinta ituh. Kembali pada tokoh utama yang sebenarnya, Shinya.
Die kembali menghampiri Shinya yang masih duduk diam. Betah banget si cantik ngdeprok disana.
" Shin, kamu yakin masi mau nungguin Totchi ? Apa kita pulang duluan aja ?" tanya Die.
" Ung ? Gapapa, kesian Totchi, Papahnya kan belum datang." jawab Shinya lagi.
Duuh, Shinya emang terlampau baik sama temen. Padahal dia sendiri terlambat pulang gara-gara Die. Tentu saja si rambut merah ni jadi makin gag enak luar dalem. Terlebih lagi dia sadar Shinya pulang telat gara-gara kelalaiannya. Padahal dari tadi sore Shinya bilang minta pulang bareng naik kereta, tapi Die yang dasar loadingnya lama baru nyadar pas hari udah gelap xD
Padahal Die tau banget, Shinya itu anak 'baik'. Kalau telat pulang bisa dikenakan jam pinalti oleh sang ibu lol
Hal yang dulu pernah menimpanya ketika berkunjung kerumah Kyo. Gara-gara menunggu Kyo dan Kaoru selesai meeting Shinya terlambat pulang hingga hampir tengah. Sesuatu yang tabu dilanggar oleh seorang anak gadis [ Shinya : Sapa gadis ?]
Begitu tau Shinya pulang telat, selama hampir sebulan Shinya dilarang keluar rumah. Sesuatu yang menyusahkan karena Shinya harus ikut latihan.
Dan sekarang Die ngga mau hal yang sama terjadi, apalagi gara-gara salahnya. Dia ngga mau Shinya dihukum gara-gara pulang telat lagi.
" Ah, Papahku udah jemput ni !!!" seru Totchi. " Ayang, akyu puyang duyu~" Totchi cipika-cipiki sama Kaoru.
Pamit pada Shinya dan Die, setelahnya si anak emas itu langsung menghilang dalam mobil keluarganya. Tinggal mereka bertiga melanjutkan perjalanan buat pulang. Masuk stasiun, beli tiket dan nongkrong di halte.
Tapi apes, setengah jam nunggu kereta malah gak muncul-muncul. Dan yang paling panik duluan tentu saja mas Die.
" Mana sih ni kereta !!!!" omelnya.
" Sabar dong mas, lagi jalan." sahut Kaoru yang masih asyik sms-an.
Shinya masih tenang.
" Sabar gemana, ni udah setengah jam loooooooohhhh !!! " tuturnya melihat Kaoru lalu melirik Shinya.
" Ya lu marah-marah juga keretanya kalo ngaret tetep aja ngaret~" Kaoru santai nanggepin. Mangkin bikin Die kesal, tapi mati kutu karena omongan si Leader yang terlalu benar.
" Uda Die, ntar juga keretanya dateng." hibur Shinya.
Sambil mendecak Die duduk kembali.
" Ude, sabar aja. Toh yang kemaleman juga banyak." Kaoru memandang sebrang stasiun.
" emang banyak sih, tapi kan-..."
" Oia, gue baru inget. Urusan ma si Dora gemana yah tadi ?!" Kaoru memotong.
" Dora ???" Die mengerutkan alis.
" Itu... pokalisna ben *****, katanya dia pan...blablablablabla...."
Akhirnya tanpa sadar Die dan Kaoru justru ngegosip xD Sesekali Shinya juga ikut nimbrung dan melupakan waktu yang terus berjalan. Tanpa sadar waktu yang terbuang jadi makin banyak xDDD
" YAMPUUUUUUUUUUNNNN !!! Aje Gile ni kereta !!!!!!!" Die kumat lagi waktu liat jam di hapenya yang udah nunjukkin pukul 20.12 malam.
Shinya dan Kaoru cuman bisa ngeliat tampang mas gitaris dengan pandangan aneh sesuai versi masing-masing xD
" Kalo gini sih bisa mpe tengah malem kagak balik !" paniknya.
" Lu-nya juga sih. Pakek acara kangen-kangenan sama si- hffff !!!!!"
Die memotong kalimat pamungkas Kaoru. Sihal, jangan ngomongin hal-hal aneh disaat seperti ini dong ! Die ngancem lewat aliran mata xD
PIIIP PIIIIIP~
" Moshi-moshi..."
Die dan Kaoru berenti bertengkar dan memandangi Shinya yang menjauh saat menjawab telepon. Dari tingkahnya sepertinya itu telepon dari keluarganya. Duh, Die makin gag enak hati.
" Bai..." Shinya menutup teleponnya.
" Shin... Ibumu yah ?" tanya Die langsung.
" Uhm.. iya." jawab Shinya.
" Dia ngomel ? Marah-marah ?" tanya Die kuatir.
" Ngga sih, cuman dia bilang cepet pulang aja."
Die matung. Walau dari cara bicara Shinya Mama-nya ngga marah tapi Die tahu Mama-nya sudah menyiapkan jam pinalti lagi ><~
" Yawdalah ! Pokonya, mau kereta ekonomi atau express kita embat aja !!!" Die kalap.
" Bung ! Tiket kita ekonomi loh, ketauan ma tukang tiketnya bisa didenda kita." Kaoru menimpali.
" Ahmad sebodo ! Yang penting kita mesti pulang !!!" tandas Die seraya melirik Shinya.
Akhirnya satu kereta ekonomi muncul, tapi sayangnya kereta yang mereka naiki hanya berhenti di stasiun M. Otomatis ini semakin memperburuk keadaan. Die makin bingung bagaimana caranya untuk bisa menyelamatkan Shinya dari cengkraman sang ibu lol [ Ibu :*gaplokin Die* beraninya ente bikin ane jadi tokoh antagonis !]
" Shin, kamu mending naik bus yang ke **** terus dari situ naik angkot yang jurusan *****." usul Kaoru.
Shinya manggut-manggut.
" Tapi masalahnya uda jem segini Kaoruuuuuuu~~~~ emang bus itu masih ada ?!" Die panik.
" Iya juga sih~" Kaoru baru nyadar.
Patah semangat lagi deh.
" Eh, kalo kita turun distasiun T, lu kan bisa naik bus yang ke *** terus nyambung ke ******." Kaoru ngusul lagi.
" Emang bisa sih, cuman gue gag taw jalan kesana =="
" Payaaahhh~" cibir Kaoru.
Lagi-lagi mereka bingung.
" Terus gimana dong ?" tanya Kao, sekarang si Leader udah gak bisa ngusulin apa-apa xD
" Yawda deh, kita turun stasiun M. Habis itu kita ke halte B. Mudah-mudahan B***** masih ada."
putus Die.
Stasiun terakhir ketiga pemuda itu turun dan melanjutkan perjalanan. Tapi Kaoru misah karena arah rumahnya yang beda arah. Tertinggal Shinya dan Die yang masih ribet.
" Habis ini kita ke halte B***** dulu." ujar Die.
" Trus ?"
" Habis itu kita cari bus yang ke arah ******." jawabnya.
Shinya hanya menurut karena dia memang sangat buta jalan. Terlebih lagi dia berada di Kota lain dan waktu sudah malam. Makin buta aja ngga ngerti mesti kemana.
" Pake ini Shin."
" Apa ?" Shinya ngga sadar.
Die melepaskan kemejanya. " Pake ini...!" ujarnya seraya memakaikan kemejanya pada Shinya. " Emang sih agak bau kecut, tapi gapapa yah. Daripada kamu kedinginan terus ditowel-towel orang, digangguin karena kamu tjantik dan menarik, atau dibawa Oom-Oom gatel yang ngga di kenal lalu di-"
" Makasii..."
Satu kata dari Shinya yang langsung membuat Die diam seribu bahasa dan membuatnya bersemu merah.
" Ya-yawda... kita nyebrang dulu." ajaknya.
Die mencoba menjangkau tangan Shinya, membawanya melintasi jalan raya itu. Mulanya ini biasa, tapi jadi gag biasa waktu Shinya membalas menggenggam tangan Die. Kontan cowok berambut menyala itu deg-degan sendiri.
Mereka naik angkot menuju stasiun B [Due : duh sumpa, kata angkot ko gag mecing yah di penpik xDDDD]
Beberapa menit akhirnya mereka sampai juga di stasiun B. Untungnya stasiun masih buka. Die dan Shinya gak nyia-nyiain waktu, buru-buru beli tiket.
" Shin...!" panggil Die.
" Yah ?" Shinya berbalik.
Die mendekat, lalu memeluknya. Shinya terkejut dalam diam.
" Janji yah, habis sampe rumah kamu mesti telepon aku. Atau seenggaknya sms." pintanya pelan.
" Um, iya."
Shinya masuk tempat pembatas, menunggu dihalte yang masih lumayan ramai. Tapi emang dasar, selalu ada masalah dimanapun. Bus yang ditunggu ngga muncul-muncul hampir setengah jam. Pasnya sekitar 45 menit, bus yang ditunggu baru nongol. Dan Shinya pun tertelan oleh rombongan masa.
Berjejalan dalam lautan manusia.
Shinya terdiam sejenak saat bus masih dipenuhi orang. Tiba-tiba matanya menangkap sosok si rambut merah yang masih berdiri didepan halte.
" Die ????" mata Shinya membulat
Shinya tersenyum manis sampe tante disebelah menyeringai kege-eran xDDD
Berarti daritadi Die belum pulang dan masih menunggu Shinya sampai dapat Bus malam ?
Ah, dasar Die.
Kadang disaat tertentu pria itu benar-benar bisa meluluhkan hati Shinya tanpa sadar. Membuat Shinya semakin tidak bisa menolak perasaan aneh yang kini datang dalam hatinya.
Tapi tetap, mereka cuman teman kan ?
Tapi teman yang sangat spesial tentunya... =D
-Owari-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar