expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Follow me

21 Maret 2013

ALICE in The WONDERLAND (Part 4)



 Title : ALICE in The WONDERLAND
Author : Duele
Finishing : Februari 2013
Genre : Fantasy, AU, School-fic, Drama, Adventure
Rating : PG15
Chapter(s) : 4/10
Fandom(s) : Alice Nine
Pairing(s) : NO Pair. General.
Notes Author : Thank you for keep reading this story J



*****


Jdar!! Jdar!!

Suara riuh petasan dan keramaian di SMA Fujioka terdengar meriah. Tahun ini SMA Swasta tersebut mendapat giliran untuk mengadakan event tahunan untuk kegiatan amal dan perlombaan kompetensi siswa. Beberapa sekolah ternama yang berada di wilayah tersebut ikut andil dan berkumpul ikut berpartisipasi dalam acara ini. Perusahaan-perusahaan juga tidak mau kalah mensponsori dan mengambil laba khusus dalam acara ini. Dalam acara ini, akan ada banyak perlombaan yang diadakan. Salah satunya ada lomba atletik, akademik dan ekstrakulikuler. Para siswa dari sekolah lain sejak pagi sudah berduyun-duyun untuk datang melihat acara tahunan ini.

“Kita akan masuk televisi!” seru anak-anak yang melihat mobil van sebuah stasiun tivi swasta.
“Rekam kami!”

Sementara itu…

17 Maret 2013

Reincarnation


Title : Reincarnation

Author : Duele

Genre : Romance

Last Edited : 05 Nov 2009

 
~*~

 
“Terima kasih.”

Dan hari ini, kembali aku melihat senyumnya yang menawan dimataku. Terpancar begitu jelas, tulus ikhlas.

“Apa hari ini penjualan bunganya bagus ?” tanyaku.

“Semoga bagus. Karena seperti biasa kau pembeliku yang pertama ^^” ujarnya masih menguntainya senyum. Dan aku hanya bisa membalasnya senyumnya.

“Hei, Terachi-san,” panggilku.

“Ya..?”

 

THE PLEDGE (Part III)


Title : THE PLEDGE

Finishing : Maret 2011

Note Author : This is was edited for competition horror novel at ended  2011

 

PART III

 
~*~

 
"Aku mau Toshiya tenang." tutur Kyo.

Daisuke bergeleng-geleng, tak habis pikir dengan pemikiran Kyo yang masih belum jera.

"Heh, Kyo. Sudahlah, biarkan saja masalah ini. Kau tidak ingat kemarin itu kita semua hampir mati?" tolaknya.

"Kita semua akan mati kok. Cepat atau lambat, karena ulah Toshiya atau bukan, kita semua tidak akan ada yang bisa hidup abadi."

THE PLEDGE (Part II)


Title : THE PLEDGE

Finishing : Maret 2011

Note Author : This is was edited for competition horror novel at ended  2011

 
PART II

~*~

  

Kyo melamun kala itu. Walau pelajaran sedang berlangsung, pikirannya tak fokus memperhatikan pelajarannya. Jauh dari pelajaran yang sekarang sedang dibahas, pikirannya melambung tinggi tentang percakapannya tadi malam dengan Toshiya di tepian bendungan.

"Bagaimana caranya aku membantumu?"

"Kau hanya perlu memberitahukannya kalau aku masih disini."

"Pada siapa?"

"Pada orang yang kutunggui selama ini."

Kyo tertawa aneh. "Bagaimana aku bisa tahu orang itu? Bahkan aku tidak pernah bertemu dengannya."

Tapi Toshiya tetap tenang, malah kini dia menunjuk sudut jembatan yang kembali tergeletak sebuket kembang kecil. Kyo tak memperhatikan sebelumnya, siapa orang yang selalu memberikannya karangan bunga?

"Apa orang itu berada di sekitar sini?" tanya Kyo penasaran.

"Tidak.”

"Lalu bagaimana cara aku menemukannya?"

Toshiya tersenyum. "Dua hari lagi, pagi buta. Kau datanglah kemari, dia akan datang memberikan karangan bunga untukku. Mengenangku, mengenang kematian pada hari itu."

            Kyo terhenyak.

 

THE PLEDGE

Title : THE PLEDGE

Finishing : Maret 2011

Note Author : This is was edited for competition horror novel at ended 2011



PART I

 
~*~

 

'Hiks...hiks...'

Suara-suara tangis itu terus terdengar di telingaku. Mata yang berkaca-kaca tatkala menatap kedua potrait usang didepan altar. Dihiasi bunga-bunga beraneka rupa. Dupa-dupa yang terus menyalakan asap berbau khas. Sesajian dalam cawan, buah ranum yang terlihat sayu walau sebenarnya segar. Kedua potrait itu tersenyum, walau mereka telah terbujur kaku. Dalam peti mati kayu yang kokoh, jasad itu terkulai. Jasad ayah dan ibu...

 "Kyoo~ tabahkan hatimu. Ikhlaskan mereka, nak..."

Aku tak ingat bagaimana cara mengikhlaskan mereka agar mereka bisa tenang. Walau Paman dan Bibi terus menerus menyerukan permintaan itu padaku. Aku berusaha. Tapi airmata ini tidak mau berhenti mengalir. Jika kulihat ada senyum Ayah dan Ibu terpatri, walau itu hanya dari sebuah gambar mati potrait tua. Namun senyum mereka jelas terpatri dalam ingatanku. Dengan kedua tanganku, aku merangkul kedua potrait orang tuaku. Berjalan beriringan dengan keluarga. Mengantarkan mereka ke peristirahatan terakhir.

Pemakaman.

 

Juuyoku

Title : Juuyoku
Author : Duele
Last Edited : Oktober 2011
Genre : AU, Darkness
Rating : PG15
Chapter(s) : oneshot
Fandom(s) : Dir en Grey
Pairing(s) : General
Disclaimer :  Juuyoku – Dum Spiro Spero (Dir en Grey)
Note Author : Salah satu judul dari fanfic nazaar saya dari Album Dum Spiro Spero (14 title)

 

~*~


Lari!

 
“Mana dia?”

“Dia kabur ke arah atap!”
 
Cepat!

“Cepat panggil bantuan!”

Kabur!

“Minta mereka menyiapkan kasur pegas!”

“Dia akan melompat!”

 Kejar!!!

 “Sialan! Orang itu mulai lagi!”

Diabolos

Title : Diabolos
Author : Duele
Last Edited : Oktober 2011
Genre : AU, Darkness
Rating : PG15
Chapter(s) : oneshot
Fandom(s) : Dir en Grey
Pairing(s) : General
Disclaimer :  Diabolos – Dum Spiro Spero (Dir en Grey)
Note Author : Salah satu judul dari fanfic nazaar saya dari Album Dum Spiro Spero (14 title)

 
~*~

 
Kemarin aku...

 
Menyalak.

 
Menggonggong seperti anjing. Mengaum bagai singa dan menjerit mengejar histeris. Rajukan yang tak pernah mendapat timbal balik dari selama ini yang kuharapkan. Semua berubah menjadi dingin, membeku bagai kepingan es.

 

Amon


Title : Amon

Author : Duele

Finishing : Oktober 2011

Genre : AU, Darkness

Rating : PG15

Chapter(s) : oneshot

Fandom(s) : Dir en Grey

Pairing(s) : General

Disclaimer : Dum Spiro Spero – Dir en grey

Note Author : Salah satu judul dari fanfic nazaar saya dari Album Dum Spiro Spero (14 title) - Dir en Grey

 

~*~

 

Iblis.

 

Inilah kami, sekumpulan iblis yang terbuat dari api. Kebencian, kemarahan, kedengkian, syirik dan iri hari merupakan tujuan utama para iblis hidup. Kami turun ke dunia dimana kami bisa mencari tujuan hidup, berkelakar ke dunia fana yang di huni oleh milyaran makhluk yang bernama manusia.

 

Tingkatan terendah yang harus kami lenyapkan. Manusia hanyalah debu yang tak sederajat dengan kami. Tetapi kenapa mereka lebih diutamakan? Karena catatan kelam itulah kami mulai melancarkan cara untuk menjerat mereka pada dosa. Memperlihatkan pada Tuhan, dzat yang menciptakan kami agar menarik segala kebaikannya untuk debu kotor seperti manusia di bumi.

 

09 Maret 2013

RINKAKU

Title : RINKAKU

Author : Duele
Finishing : Desember 2012
Genre : Fantasy, Mysterie
Rating : PG15
Chapter(s) : Oneshot
Fandom(s) : Dir en Grey
Pairing(s) : General
Note Author : it’s from RINKAKU Eternal Slumber Mix. I don’t know, I really adore with this song more than the original. It’s feels like, I could see a demon :)
 
 
*****
 
 
Dan saat aku membuka mata semuanya sudah menghilang. Hilang tak berbekas, tak meninggalkan jejak barang debu sekalipun. Kadang aku bertanya ke mana semua orang? Matikah?
 
Tap. Tap. Tap.
 
Kuhitung suara-suara langkah kaki menuruni anak tangga kayu. Bunyinya berderit dan menggema. Pegangan sisinya telah lapuk dan bisa jatuh kapan saja. Terendus wangi azalea berembus melewati hidung. Setelahnya melati, lalu kamboja.
 
Tak ada siapapun.
 
Matahari redup. Sinarnya terhalang oleh awan yang berarak menghias biru langit. Tapi di ujung sana warna hitam menyambangi. Berjalan pelan tapi pasti mendatangi kebahagiaan. Mereka ingin memakannya. Bahkan mataharipun takut dan tetap bersembunyi. Ataukah matahari akan dimakannya juga? Sungguh rakus.
 
Bawah kakiku dingin, tanah-tanah gersang berdebu menempel di sana. Membercak bagai gula halus bertabur pada kue gandum. Membayangkan itu sungguh membuat lapar. Tetapi tak ada sesuatu yang bisa dimakan untuk saat ini.
 
Perjalanan kecilku meninggalkan rumah. Berharap menemukan teman sepermainan dan kami akan memainkan sebuah permainan. Mereka biasanya sangat antusias, seantusias apa yang kami mainkan. Kami berlarian, menjerit-jerit, lalu tertawa. Namun setiap senja menguning, mereka hilang. Pulang.
 
Sekarang hari baru, kuharap menemukan teman baru, karena aku punya permainan seru. Ingin rasanya kubagi dengan rasa haru. Dan kami akan saling berseru, menderu-deru.
 
Tetapi ke mana semua orang?
Aku berjalan hingga beberapa mill jauhnya pun tak kutemukan seorangpun. Matikah?
 
Ooh…
 
Kutemukan satu. Sepertinya sedang bermain petak umpet. Karena dia sedang bersembunyi di balik pepohonan rindang sambil mendekap sepotong kayu usang. Wajahnya kelihatan sangat gugup. Apakah dia takut akan diketemukan oleh ‘setan’ penjaganya dan tertangkap?
 
Wah, permainan seru.
 
“Hai…kau mau bermain?”
 
Dia melihatku. Matanya bulat. Mungkin usianya sama denganku; 7 tahun. Sungguh lucu dan menggemaskan.
 
Tapi dia menolak. Tidak asyik. Mungkin dia punya teman-teman lain yang bisa kuajak bermain. Terkadang tidak semua anak-anak itu manis. Dia salah satunya. Atau aku…?
 
Setetes air jatuh di ujung hidungku. Telunjukku membersihkannya, namun sial tetesan-tetesannya kian banyak dan rindang. Hujan.
 
Tetapi ini sangat menyenangkan. Aroma hujan yang tak biasa. Suara rintikannya, asap yang menguap ke angkasa beradu dengan air. Pepohonan bersuka cita, bergoyang melambai dengan gemericik air membasahi dahan dan kayunya. Mereka nampak tampan, cantik dan memikat.
 
Ternyata si awan hitam berhasil memakan kebahagiaan siang hari. Memberikan kegelapan pada siang dan menduduki posisi malam. Seperti sebuah ramalan, saat semuanya akan berubah menghitam. Di dunia ini hanya akan ada kegelapan dan tak mengerti apa itu cahaya.
 
Aku berjalan lagi. Ada aliran menggelikan mengalir di sekitar kaki telanjangku. Tanah-tanah berbatu kecil yang memijat bawa kakiku. Rasa dingin dan lembab membuatku merasa keenakan. Rasa dingin yang menyegarkan badan.
 
Sebenarnya, jika hari aku tidak mendapatkan teman bermain, itu tidak mengapa. Karena masih ada kakak-kakak lelakiku. Namun untuk menemui mereka, aku harus berjalan cukup jauh. Sangat jauh. Melewati jalan setapak yang hampir tak terlihat karena rumput-rumputnya sudah kian meninggi. Tetapi jika sudah sampai ke sana, semuanya terasa menyenangkan. Karena banyak sekali anak-anak tinggal dan bermain di sana. Jauh lebih ramai daripada rumah. Maka dari itu aku senang mengunjungi mereka. Dan setiap kali aku sampai di sana, mereka semua sedang bermain.
 
 Pelukan batang bambu berdawai, bergesek-gesek daun keringnya. Rinai irama dan aroma tanah bekas hujan. Tempat itu…
 
Aku terdiam, menatap nanar pada onggokan makhluk hitam di tengah lapangan. Tubuhnya besar setengah bungkuk. Batu besar sepertinya tersumbat pada punggung belakangnya. Ada ular besar meliuk-liuk di sekitarnya. Dan terakhir tercium amis darah. Tanah merah itu bergerak-gerak, sebuah jari manis terlepas tak jauh darinya. Terputus, dengan sobekan kecil mengeluarkan biji dagingnya.
 
Dan si pria bungkuk berbaju hitam menoleh. Matanya hitam bagai gagak dengan rahang bermoncong bagai srigala. Leleran saliva berbalut darah dan daging terselip di gigi-gigi buasnya dia menatap. Berjalan merangkak bagai bayi ke arahku.
 
Tubuhku tak bisa bergerak, karena telah ada dua makhluk lain di belakangku. Memegangi kedua bahu kecilku yang lunglai. Makhluk itu membuka mulutnya di depan wajahku. Tersempil bola mata dan daging terkunyah di dalam. Kami saling menatap satu sama lain.
 
Aku menepuk wajahnya yang basah dengan lelehan lendir dan darah.
 
“O-nii-chan…”
 
Dia menang. Kakak lelakiku menang. Sebagai setan penangkap anak-anak.
 
Hey… ayo, kita bermain lagi!
 
“Oni-san kochira te no naru hou e, oni o tsukamae watashi to kawa...”
 
Hihihihi….

04 Maret 2013

ALICE in The WONDERLAND (Part 3)

Title : ALICE in The WONDERLAND

Author : Duele

Finishing : Februari 2013

Genre : Fantasy, AU, School-fic, Drama, Adventure

Rating : PG15

Chapter(s) : 3/10

Fandom(s) : Alice Nine

Pairing(s) : NO Pair. General.

Notes Author : Thank you for keep reading this story J

 
*****
 

Suatu tempat di sebuah SMU swasta yang letaknya tak jauh dari pusat kota, di belakang gedung sekolah, tepatnya di belakang gedung toilet aula berkumpulah beberapa siswa yang membolos kelas hari ini. Mereka merokok, mencat rambut mereka dengan warna yang menyolok mata, menato diri, membuat gaduh dan senang tertawa keras. Mereka terlihat seperti yankee-yankee muda yang hobinya membuat onar. Mereka selalu berkumpul di belakang toilet aula yang letaknya memang cukup jauh dari gedung sekolah yang mereka tempati. Hampir setiap hari mereka menghabiskan waktunya di sana, bermain game, menonton video melalui laptop yang dibawa dan bermain kartu.

 

02 Maret 2013

Japan Festival at UNSADA (23-24 Feb, 2013) + some randoms :P

Gile, udah lama juga beta gak nulis di blog, hehe… (Berhubung sekarang beta sudah tergusur dari Posterous *hiks* maka beta curhat dimari aja...)

Bukannya lupa, tapi emang terlalu banyak hal random yang nggak penting buat ditulis. Waktu terlalu cepat berlalu kawan, tahu-tahu sudah tahun 2013. Waktu perkiraan gue bakalan sibuk dengan skripsi dan tektek bengek lainnya. Jadi kalau gue agak sombong-sombong dikit, ya, dimaklum *diserang beha terbang *apa salah dan dosa nganaaaaa???

Sebenarnya ada banyak sekali yang pengen gue tulis, tapi ya itu tadi, jalan idup gue akhir-akhir agak berat *ciee* boong, ding. Kebanyakan sih random super gak penting, jad yaa skip ajalah.

 Minggu kemarin, tepatnya Sabtu dan Minggu pada tanggal 23-24 Februari, gue nyasar sampai Bekasi! Hehe, dusta… Nggak, kok, gue emang sengaja datang ke UNSADA untuk bertemu kawan lamo tak jumpo di sano LOL

Hari pertama, ketemu dengan Megumi, pacar saya tercinta (Sha), Kaze, Fukki dan beberapa orang yang kukenal tapi mereka gak kenal *naas* datang ke sana juga. Terus terang, hari pertama JF UNSADA itu tandus abis. Sepi. Ya, mungkin karena bentrok sama JF yang ada di Senayan City punya Binus juga.

 Sebenernya selain karena ingin ketemu kangen sama teman-teman, gue sama Kaze sedang mengepoin seseorang, lah, bukan seorang sih, tapi dua kembar identik. Kembar. Identik apa kembar empat, ya ama Die…? | TIDAAAAAAAAAAKKK!!! Die nggak masuk itungan! Itungannya cuman kembar si biang onar Gene doang LOL

Ya, intinya kami sedang mencoba mengajak ribut mereka *eh!* nggak ding, cuman tahap pemastian bahwa apa yg dikatakan Kaze soal kemiripannya dengan Gitaris Maha Tampan Sejagad Raya Andou Diesuke itu nyatanya TIDAK TERBUKTI.

Dan gue sudah memukul palu bahwa si kembar identik lebih mirip ama pesaing cinta (?) Die, Gene. Bedanya kulitnya agak geseng *ditampar* item……………… manis *batuk darah* *menghormati, coy!

Dan mari lupakan mereka, karena kalau bahas mereka, jurnal ini gak akan selesai cepat ditambah dengan ngidam gue yg tak tersalurkan *salah Kaze!* XD

 

Trully, gue datang ke UNSADA karena X-Shibuya. Mereka manggung pas hari Sabtu. Ya, sekarang agaknya minat gue berkunjung ke sebuah event alaminya dikarenakan kumpulnya teman-teman dekat dan X-Shibuya, gak lebih dari itu. Kali ini momentnya pas! Ada X-Shibuya, temen-temen gue juga datang. PLUSnya, gue juga jadi menikmati masa pacaran sama pacar gue di Malam Minggu tersebut hihihi…

I think this is the best time ever.


 

Ini adalah salah satu lagu terbaik malam itu dari X-Shibuya. Mereka bawain Obscure new version. Mantap! Kalau kalian denger sesaat pas mereka baru mulai, ada teriakan “VANITAS WOY VANITAS!!” Itu gue… maapkan sikap barbar gue malem itu karena terlalu despret Vanitas belum kunjung terbawakan sama X-Shi (mungkin udah tapi pas gue gak nonton :’( )

Credit : Milana Lau

 
Dan ini adalah lagu original X-Shibuya judulnya Terhempas. Kali ini mereka featuring sama vokalis band Scarlet Eve dari Semarang, Hara. Suaranya bagus pisan. Gue suka!

Dan di akhir acara, ketika semua orang minta foto dengan anggota X-Shibuya, hanya gue yg nyelonong dan minta foto sama Hara. Anyep banget tapi muka gue, hahahaha! Sorry, no photo, sangking anyepnya muka gue kayak gorengan basi, gue langsung musnahin photo itu (sms-in Aisu)

Credit   : Ashurafey

 

Hari Minggu, 24 Februari 2013, hayo ultah siapa? Siapa lagi kalau bukan Mama darling *ohokss*

Terachi Shinya yang sudah ditakdirkan hidup dan mati bersama dengan Andou Daisuke *hentikaaann! Hentikaaaan!!* XDDD

Kita balik lagi ke UNSADA.

Kali ini gue ketemu sama cici Achan, Megumi, Aisu, Fukki dan kawan2 lain, yang yaaa mereka gak kenal gue… *naas babak dua *biarin!

Sempet mengabadikan kebersamaan kami, tapi apa daya muka gue ngetroll abis. Rata gituh kayak hantu tanpa muka -____-

Cuman sebentar ketemunya pas hari Minggu. Wah, masih kangen rasanya.

 

Hal lucu waktu itu adalah waktu kami beli ramen, gue dan cici Achan yg masih penasaran dengan Jigoku Ramen akhirnya memutuskan membelinya, keputusan berat, sih. Cici Achan membeli racun Jigoku ramen dan gue membeli penawarnya Shoyu Ramen. Megu absen, nyicip doang LOL

 Waktu dimakan, asli Jigoku ramen rasanya gak manusiawi!! Kasian cici Achan, kasian Megu, dan juga gue XDD karena kami makan gantian, kepedesan kami ganti pake Shoyu Ramen XDDDD  ITULAH RENCANA KAMI! Maka agak terselamatkanlah nyawa kami meski bibir tetep jontor LOL
Kami sempet berkeliling sebelum pulang. Oh, ya… gue membelikan anak gue (Sayu) souvenir, mudah-mudahan dia suka :’) *rahasia, ya… *gak yakin
Juga gue membeli Kaos murah yang sangat NYOLOT kata-katanya…

Asli, NYOLOT banget kan nih kaos. Udah warna merah, “GROW YOUR HAIR”-nya nyolotin abis buat gue yg emang lagi berusaha manjangin rambut ijuk gue -___-;
 
 
Tapi, ironisnya… itu jadi kaos favorite gue saat ini :P

Photo terakhir ini gue ambil pas di BKT (Banjir Kanal Timur) dari depan RS Duren Sawit. Cakep, ya lightingnya. Moment pas gue nginep di rumah pacar tempo hari.
 
 
 

See ya next time!

ALICE in The WONDERLAND (Part 2)

Title : ALICE in The WONDERLAND

Author : Duele

Finishing : Februari 2013

Genre : Fantasy, AU, School-fic, Drama, Adventure

Rating : PG15

Chapter(s) : 2/10

Fandom(s) : Alice Nine

Pairing(s) : NO Pair. General.

Notes Author : Thank you for keep reading this story J

 
*****
 

YOU LOSE!

 
Saga kalah lagi.

 
Duk!!

 
Spontan dia tendang mesin pachinko tua yang membuatnya kalah hari ini. Sialnya, kali ini penjaga game centre di tempat itu sudah terlalu jengah melihat ulah Saga yang selalu onar.

 

ALICE in The WONDERLAND (Part 1)

Title : ALICE in The WONDERLAND

Author : Duele

Finishing : Februari 2013

Genre : Fantasy, AU, School-fic, Drama, Adventure

Rating : PG15

Chapter(s) : 1/10

Fandom(s) : Alice Nine

Pairing(s) : NO Pair. General.

Notes Author : Uh, yeah. I love Alice in The Wonderland’s movie. That’s awesome. And hell yeah, I decided to writing this fic based on story from it. With Alice9 as an ‘Alice’. You’ll don’t know, guys… you don’t know what I’ve planning. *grin*

Btw, this is my 2nd story about fantasy’s FF after EXODUS. So, please take a seat and enjoy it J

 
*****



“…. And this is health for our government.”

 

“Bagus, Kazamasa. Seperti biasa bahasa Inggrismu semakin fasih.” Wanita itu memujinya dengan senyum manis yang dibuat-buat. “Selanjutnya…!”

 

Anak itu duduk. Anak bernama Kazamasa Shou itu…

 

EXODUS (Part 11)

 Title : EXODUS
Author : Duele
Finishing : Januari - Februari 2013
Genre : Fantasy
Rating : PG15
Chapter(s) : 11/on going
Fandom(s) : Dir en Grey
Pairing(s) : DiexShinya
Note Author : Thanks for keep reading this story J 
*****
Sniff.
Kyo mengendus-endus bau anyir yang sedari tadi dia cium sejak mereka menginjakan kaki ke hutan ini. Semakin lama, bau darah ini semakin pekat tercium. Ia mengangguk pasti saat Jenderal Die dan Hakuei bertanya melalui tatapan mata yang serius, bahwa benar hutan di bukit belakang istana ini ada sesuatu yang tidak beres. Kuda-kuda mereka mulai memasuki daerah perbatasan hutan dengan area negeri Luxur, tetapi baru saja mereka masuk kuda-kuda prajurit di belakang mereka resah bukan main.

EXODUS (Part 10)

Title : EXODUS

Author : Duele

Finishing : Januari 2013

Genre : Fantasy

Rating : PG15

Chapter(s) : 10/on going

Fandom(s) : Dir en Grey

Pairing(s) : DiexShinya

Note Author : Thanks for keep reading this story J

 
*****
 

Perjalanan mereka terasa sangat lambat, tetapi nampak menyenangkan. Entah sejak kapan Hakuei dan Kyo kelihatan akrab, mereka banyak mengobrol dan berguyon di barisan belakang sana. Terkadang, Die dan Kaoru sampai menoleh ke belakang demi melihat Hakuei yang tertawa keras. Sepertinya sangat seru. Berbeda dengan Kaoru yang sepanjang perjalanan kelihatan tenang dan nampak santai menunggangi kudanya yang kelihatan menuruti perintahnya. Die dan Shinya pun nampak tenang. Tetapi terlalu diam untuk ukuran seperti Die, karena mereka sama sekali tidak bicara satu sama lain. Padahal sebelumnya, pemuda yang satu kelihatan sudah bisa membuka diri kepada Shinya. Atau mungkin, karena pasangannya adalah Shinya, maka Die ikut-ikutan diam.