Ghost
Tells You a Story
Chapter : Hikiko
Author : Duele
Oktober 2013
Disclaimer : Based on true story from
Hikiko
****
Die dan Kaoru baru saja sampai ke kelas
saat mereka melihat Shinya dan Toshiya yang sedang asyik memperhatikan sesuatu
di luar jendela kelas. Dengan rasa penasaran yang tinggi, Die mendatangi mereka
yang mengagetkan keduanya. Tapi kali ini sikap mereka berbeda, Toshiya dan
Shinya segera mengamankannya seperti pencuri ayam.
“Ssstth! Diam! Kalau berisik ntar kita
bisa ketahuan!” kata Toshiya berbisik tapi nyaring XD
Die jadi bingung, raut yang sama juga
tergambar di wajah Kaoru. Kemudian setelah berhasil menjinakan Die, mereka
semua merapat ke pinggir jendela. Mulanya Die dan Kaoru tidak paham hal apa
yang sedang Toshiya dan Shinya amati, hingga kemudian Shinya menunjuk Kyo yang
sedang berada di belakang gedung kesenian bersama seorang pemuda tinggi
berparas manis.
“Siapa tuh?” Tanya Die penasaran.
“Gebetan baru?”
“Kyo mau nembak lagi?” Kaoru menimpali.
“Cari perkara, bentar lagi pasti ribut cari
kredit muka baru buat nutupin tampang melasnya gara-gara ditolak, haha!” Die
dan Kaoru saling high-five.
“Kali ini kasusnya beda,” kata Toshiya
serius.
“Eh?”
“Kyo yang ditembak.” Sambung Shinya.
“EEEEEE~!!” O_O
****
“Jadi boleh?” Pemuda di depan Kyo
bermuka girang.
“I- iya deh, kalau kamu maksa.”
Jawab Kyo dengan nada berat.
“Terima kasih, Kyo-san~” kali ini
dia tersenyum berbinar. Cemerlang. Entah mata Kyo yang salah tapi matanya silau
banget.
“Sa-sama-sama.”
Setelah itu Kyo pamit pergi dari
sana. Dan kaget begitu sampai tampang seringai teman-temannya yang lain muncul
di muka pintu kelas.
“Ngapain!” Kyo menjaga jarak. Tapi
tampang mupeng keempatnya benar-benar membuatnya risih, bahkan Shinya.
“Cieee~ siapa tuh?” goda Toshiya. “Subuh-subuh buta udah katakan
cinta.” Alis Toshiya naik-turun mengerikan.
“Kyo-kun selamat, ya!” Shinya ikut
menyahut.
“Idih, apaan sih!”
“Dih, Kyo, pake pelet apa?”
“Sembarangan lo Die!”
“Ini gak adil.” Kaoru komentar.
“Jenggot! Jangan ikutan komentar!”
Kyo hampir mencakarnya.
Wajar, sih, mereka semua penasaran
berat sama yang barusan terjadi. Pasalnya Kyo jarang banget ditembak. Bukan
jarang, hampir gak pernah malah. Tapi tiba-tiba didatangi oleh sosok misterius
berwajah manis. Sudah beberapa hari ini muncul seorang pemuda adik kelas mereka
yang getol nangkring di depan kelas Kyo. Dia sengaja datang untuk bertemu dengan Kyo. Dan kalau menurut
Toshiya—yang pengamatannya lebih handal dari agen FBI atau CIA manapun,
kedatangan adik kelas yang diketahui bernama Satsuki itu cukup membuat dunia
per-jomblo-an akut Kyo jadi terancam bubar jalan.
“Namanya Satsuki,”
Yang lain mengangguk-angguk. Mereka
berhasil menggiring Kyo ke kantin sekolah yang sepi setelah pulang sekolah
untuk mengintrogasinya. Ini masalah baru. Teramat baru jika dilihat dari
kacamata dunia interhigh school SMA Daigakushu *lebay*
“Kelas 1-D,”
“Ck! Udah langsung aja, lemot amat
ceritanya.” Kata Toshiya gemesan.
“Ya mau cerita apa juga gue?” Kyo
keki.
“Tadi pagi dia ngapain?”
“Cieee Kyo..” Die meledek, Shinya
menyikutnya.
Kyo menyedot es moninya yang telah
cair. “Ma-mau gimana lagi, abis dia bisa gitu sih…” kini wajahnya sedikit
merah. Mereka semua menelan ludah. Gitu? Gitu apanya??? Kyo sudah diservice? Duh! Hubungan anak muda jaman
sekarang!
Lalu
banyak erangan kecewa yang terdengar xD
“Emang temen-temen gue kampret!”
dengus Kyo.
Namun bukan hal itu saja yang
mengusik pikiran mereka. Sejauh ini kan tidak pernah ada jejaknya si Satsuki
itu muncul dalam biduk kehidupan Kyo selama bersekolah tiga tahun di sekolah
ini. Baru beberapa hari kemarin Satsuki menampakan batang hidungnya. Dan hari
ini dengan keberanian yang besar dia mengajak Kyo memindahkan pantatnya dari
kursi kelasnya tadi pagi ke belakang gedung kesenian. Sebenarnya sejak kapan
Satsuki jadi naksir kepada si Warumono keras kepala ini. Jika benar,
berbelasungkawalah mereka untuk Satsuki, karena dia jatuh di tangan orang salah.
Hihihi!
“Kalian inget gak desas desus yang
sempat kedengeran dari sekolah SD Moriyama bulan lalu?”
“Apa…?” Mereka bertampang bingung
kecuali Toshiya yang langsung semangat menimpali, “Tahu! Tahu! Aku ingat gossip
itu!”
“Yang mana?” Die mencoba mengingat-ngingat.
“Itu loh, yang anak kecil dengan
parang.”
“Aah! Hikiko!” Shinya langsung
menutup kedua telinganya. “Aku ngga mau dengar,”
“Tenang Shinchan…” Die membujuknya.
“Deuh, CCK!”
Duh!
Sampai mana tadi?
Ini tentang desas-desus mengerikan
tentang hantu seorang anak kecil bernama Hikiko. Dulu pernah tersiar terror
mengenai keberadaan hantu anak kecil ini. Hantu yang dikenal dengan nama Hikiko
ini terbilang sadis. Siapapun orang yang bertemu dengannya pada akan dia bawa
dan tubuhnya akan dia potong-potong. Cerita itu sempat meledak sepuluh tahun
lalu. Empat anak SD dari SD yang berbeda-beda namun masih satu kota menghilang
secara misterius. Seminggu kemudian mereka menemukan jasad anak-anak itu
terpotong menjadi beberapa bagian.
Namun cerita ini sempat menghilang
karena ditemukannya seorang guru psikopat yang mengaku telah membunuh dua dari
empat korban tersebut. Polisi telah mencari tahu banyak dan mencari jejak
pembunuh yang lain namun nihil. Karena proses penyelidikan yang tak kunjung
usai hingga bertahun-tahun, maka kasus pembunuhan sadis itu ditutup.
Banyak yang mengira bahwa pembunuh
yang sebenarnya adalah Hikiko, karena mereka semua menghilang di tempat yang
sama dan pada jam yang sama. Entah apakah memang perbuatan psikopat atau hantu
Hikiko.
“Itu cerita paling mengerikan, dulu
aku sampai tidak mau keluar rumah gara-gara cerita itu.” Tukas Kaoru.
“Tapi kenapa ada hantu seganas
Hikiko?”
“Dulu yang kudengar katanya hantu
Hikiko semasa hidupnya selalu kena bully.
Dia selalu dikerjai oleh teman-teman di sekolahnya.”
“Sampai mati?”
“Gak tahu, tapi Hikiko menghilang
setelah anak-anak sekelasnya mengerjainya. Sampai sekarang Hikiko tidak pernah
ditemukan. Tapi ada beberapa temannya yang melihat Hikiko yang berkeliaran di
dekat jembatan yang menuju sekolahnya setiap sore, tapi setiap kali dicari
sosoknya tidak pernah ada.” Jelas Kyo lagi.
“Iih ngeri.”
“Nggak nyambung!” tandas Toshiya.
Yang lain kaget. “Ini kan kita lagi bahas masalah love-dovey-honey-bunny-nya Kyo, ya… kenapa nyambungnya ke cerita
setan, sih? Kyo! Kamu jangan mengalihkan pembicaraan, ya! PJ tetap berlaku!!”
Kyo cengok. Yang lain mengangguk
setuju XD
“Lah, justru karena Satsuki pernah
bertemu Hikiko tuh.” ujar Kyo.
“EEEEEEE~~!!!” O____O;
Beberapa minggu yang lalu…
Lagi-lagi Kyo pulang telat. Karena
lupa mengerjakan PR dia dihukum untuk membuat PR-nya sampai selesai. Saat Kyo keluar
dari ruang guru, tak sengaja dia melihat seorang pemuda berjalan gontai
menuruni anak tangga. Sepertinya dia sedang sakit. Awalnya Kyo mengacuhkannya
dan memilih untuk segera pulang, tapi wali kelasnya berulah. Dia minta
dibikinin kopi XD
“Set banget dah!” Kyo merutuk sambil
mengaduk-aduk kopi panas. Matanya melirik keji kepada wali kelas songongnya
yang masih asyik membaca majalah dewasa XD. Heran, bagaimana mungkin orang
semacam ini dijadikan wali kelas. Sudah susah nilainya, terjerumuslah sudah Kyo
ke dalam kubangan eek onta. Oeeks..! Kyo jijik sendiri.
Setelah menyajikan kopi panas super manis
yang sengaja Kyo buat, pemuda itu langsung kabur dari sana saat mendengar suara
jeritan keras dari sang wali kelas. Dengan hati sumringah ia meninggalkannya
sebelum sang wali kelas berhasil meringkusnya. Haha! Rasakan! Batin Kyo.
Ketika melewati ruang kesehatan, tak
sengaja ia mendengar suara orang menangis. Di jam-jam sore sekarang sebetulnya
sudah agak seram jika kita mendatangi tempat-tempat berkutip semacam ruang
kesehatan. Karena Kyo tentu saja tahu tentang desas-desus tentang seluk-beluk
sekolah ini. Jangan-jangan yang menangis itu adalah makhluk tak kasat mata yang
sering dilihat anak-anak kelas lain.
“Hiks…”
Rasanya Kyo agak menyesal menuruti
intuisi penasarannya masuk ke dalam ruang kesehatan. Karena ruangan itu kosong
tak berpenghuni. Kyo bergidik. Saat dia hendak kabur, ia sadar bahwa ada
seseorang di ruangan itu. Karena bisa ia lihat sepasang kaki sedang menyembunyikan
diri di dekat ranjang. Saat Kyo mendatanginya, ada darah tercecer. Kyo
berjingit ngeri.
****
“Aku Satsuki,”
“Hoo.. aku Kyo,”
Kemudian hening. Kyo sibuk membalut
luka di betis kanan Satsuki yang terluka. Ini pertama kalinya Kyo merasa galau.
Bukan galau perasaan, tapi galau karena merasa garing. Bergaul bukan dengan teman
sendiri apa segini sepinya? Satsuki sama sekali tidak bicara. Garing, ah!
“Sudah nih,” kata Kyo.
“Ah, terima kasih, senpai.”
“Eh, junior ya?”
“Hu-um.”
“Kelas berapa?”
“1-D”
“Ooh…”
Hening lagi.
“Yaudah, cepat pulang. Sudah gelap.”
Kyo merapihkan tasnya.
“Mm…” Satsuki merenung, “Senpai
tinggal di mana?”
“Dekat komplek XYZ, belakang warung
Pecel. (MANA ADA WARUNG PECEL KYO! XD)”
“Kalau lewat situ, aku bisa lewat
juga.”
“Eh?”
“Boleh bareng?”
“……… O-oh boleh.”
Maka Kyo pun pulang bersama sang
adik kelas. Di perjalananpun sunyi. Satsuki
bener-bener anak gagu yang nggak asyik. Batin Kyo.
“Eh,” tiba-tiba Satsuki berhenti.
Kyo berbalik, “Kenapa?”
“Senpai, bagaimana kalau kita jalan
memutar saja?”
“Kok?” Kyo bingung. Tapi Satsuki
tidak menjawab keheranan Kyo. Kyo yang aneh dan menganggap Satsuki adalah orang
yang membingungkan lebih memilih untuk berjalan sendiri. Tapi kali ini Satsuki
lebih serius mencegahnya.
“Jangan lewat sana!” katanya sambil
menarik lengan Kyo.
“Dih, apaan sih?!”
“Tolong jangan lewat sana beberapa
hari ini.” Satsuki berkeras.
“Kenapa sih?”
Satsuki menatap Kyo dengan serius.
Kyo menatap balik dengan kening mengerut. Satsuki melirik ke arah jalan, Kyo
jadi bingung dan melihat ke arah yang sama. Ah, tidak ada apa-apa, tuh!
Jalan
di depan mereka memang sangat gelap karena lampu jalannya sudah rusak beberapa
minggu yang lalu. Kira-kira sepuluh meter dari sana barulah ada lampu
penerangan jalan yang lain. Tapi Kyo sudah terbiasa lewat sana, jadi dia merasa
tidak apa-apa. Tapi kenapa Satsuki kelihatan serius sekali, ya?
“Hi…ki…ko…” bisiknya pelan.
Kyo tidak mendengar dengan jelas apa
yang Satsuki katakan tadi karena pemuda itu sudah lebih dulu mengajaknya untuk berlari
menjauh dari sana.
****
Sebenarnya Kyo masih tidak mengerti
dengan peringatan Satsuki kemarin malam. Pada pagi hari saat ia melewati jalan
semalam, semuanya kelihatan baik-baik saja. Tidak ada yang mencurigakan.
Mungkin ada yang salah dengan Satsuki.
Kyo bertemu lagi dengan Satsuki di
kantin sekolah. Anak itu kelihatan seperti penyendiri dan tidak punya teman.
Setelah membeli sebungkus roti, Satsuki lebih memilih pindah posisi ke bangku
taman sekolah yang sepi pengunjung. Sewaktu mata mereka bertemu, Satsuki
mengulum senyum kepada Kyo. Kyo diam saja.
Dua hari Satsuki tidak kelihatan,
dan tiba-tiba beredar isu baru tentang hantu Hikiko. Kali ini benar-benar
memakan korban. Seorang murid SD Moriyama menghilang kemarin malam di dekat
sekolahnya. Kyo menyadari sesuatu dan memutuskan untuk menemui Satsuki. Sayang
Satsuki saat itu tidak berada di kelas, tapi beberapa teman sekelasnya sempat
memberitahu kebiasaan Satsuki yang tinggal di perpustakaan di jam-jam siang
seperti ini.
“Kamu tahu sesuatu soal Hikiko, ya!”
tanpa basa-basi Kyo langsung to the
point!
Satsuki
melihat muka Kyo dengan wajah yang aneh. Akhirnya Satsuki bercerita, tentang pertemuannya
dengan hantu Hikiko di jalan yang pernah mereka lewati beberapa hari lalu. Luka
yang Satsuki dapat pun adalah hasil perbuatan Hikiko yang ganas.
“Seriusan, tuh!” Toshiya menganga
kaget.
“Setelah itu malah lebih gila!” Kyo
mulai semakin seru bercerita.
Keesokannya saat Kyo pulang sekolah dia
berniat untuk menemui Satsuki karena sebuah masalah penting. Tapi ternyata
kelas Satsuki sedang kosong karena kelasnya sedang masuk pembelajaran
kesehatan. Sialnya lagi, ternyata kali ini olahraga yang mereka mainkan adalah
lari marathon. Sesuai rute yang biasa mereka lalui, sepertinya Satsuki akan
melewati jalan yang seharusnya mereka hindari beberapa hari lalu. Tanpa
berpikir panjang, Kyo keluar dari sekolah untuk mencari Satsuki. Bodohnya dia,
saat Kyo hampir sampai ke tempat tujuan dia berhenti.
“Ini kan masih siang! Mana mungkin
ada hantu nongol di siang bolong! Duh!” Kyo menepuk jidatnya keras sampai
mengaduh sendiri. Kebodohannya ini membuatnya sangat malu pada dirinya sendiri.
Kyo memutuskan untuk kembali ketika
melihat beberapa anak berseragam olahraga dengan lambang sekolahnya lewat
dengan santai.
“Eh, lihat Satsuki?” Tanya Kyo.
“Nggak lihat tuh. Kayaknya tertinggal di
belakang. Satsuki kan lamban, hihihi…”
“Iya, benar, hihihi..!”
Kyo mengatupkan mulutnya dengan wajah
kesal. Anak-anak di kelas Satsuki sepertinya kurang bersahabat terhadap teman
sekelas sendiri.
Kyo menunggu di jalan itu sampai Satsuki
tiba, tapi hingga pukul tiga sore sosok Satsuki tidak nampak juga. Yang muncul
justru seorang anak gendut yang berlari dengan kecapekan. Masa iya Satsuki
dikalahkan dengan anak berbobot besar begini dalam urusan lari berlari? -___-
“Kyo-senpai!”
Kyo menoleh, Satsuki baru muncul. Dengan
kaki tertatih-tatih dia mencoba berjalan. Benar juga, luka di betis Satsuki
belumlah sembuh benar. Dia mungkin masih merasakan nyeri.
“Kyo-sen…!” Satsuki berhenti di tengah
jalan. Kyo menangkap gelagat mencurigakan. Wajah Satsuki terlihat horror
menatap semak belukar yang tak jauh dari jalan tempat mereka kabur kemarin.
Wajah Satsuki terlihat pucat. Kyo menoleh ke arah yang sama. Tak ada apapun.
Tidak!
Ada sesuatu!
Lebih tepatnya ada seseorang. Dari balik
semat seorang anak kecil berkuncir dua dengan rok merah bergaris muncul dan
menghadang Satsuki. Kyo tak bisa melihat wajahnya karena anak itu
membelakanginya. Satsuki sudah mundur teratur.
“Satsuki!” Kyo mencoba mengalihkan
perhatiannya. Anak kecil di depannya menoleh. Menoleh mengerikan karena dia
memutar kepalanya sendiri 180derajat seperti burung hantu. Kyo bergidik ngeri
melihat wajahnya yang mengerikan. Wajah kecil itu menyeringai, lalu kembali
berbalik. Sebuah parang tiba-tiba terhunus.
“Hyaaa!!”
Kyo berlari sekencang mungkin dan
berteriak sekuatnya,
“ANAK BAIK!!”
Satsuki jatuh terduduk saat parang itu
telah setengah terayun dan berhenti seketika saat Kyo berteriak.
“Anak baik!” Kyo berhasil mendapatkan
Satsuki dan membantunya berdiri. Tubuh Satsuki gemetaran dan ketakutan. Kyo
merangkulnya agar pemuda itu tidak jatuh. Hikiko tiba-tiba menghilang dalam
sekejap mata. Tubuh Satsuki melemas dan ia pun jatuh pingsan.
“Sats! Satsuki!!”
****
“Ih, mengerikan!” Toshiya bergidik.
“Aku sampai merinding!”
“Ternyata Hikiko benar-benar nyata, ya?”
Kaoru kelihatan tegang juga.
“Wah, aku ngga mau lewat jembatan dekat
SD Moriyama lagi seumur hidupku!” Toshiya memegangi lengan Kaoru.
“Tenang, setelah kejadian itu Satsuki
sudah tidak merasakan hawa keberadaan Hikiko.” Kyo mengibaskan tangannya
santai.
“…”
Mereka semua diam.
“Maksudmu…” Toshiya agak ragu.
“Si Satsuki itu bisa…” Die menyahut.
“… melihat hantu?” Shinya
menyelesaikan.
Kyo mengangguk penuh semangat. “Cool, kan!”
“NGGAK!”
****
“Jadi ternyata Satsuki itu nggak
nembak Kyo, tapi dia mau ikut masuk ke klub mistis yang Kyo buat.” Toshiya
menjelaskan keesokannya tentang kekeliruannya. “Jadi predikat jomblo akut tetep
punya Kyo, hihihi…!”
“Tapi kenapa Satsuki mau bergabung,
ya?” Shinya menambahkan.
“Pasti Kyo yang maksa, tuh!” Die
menaruh tasnya.
“Iya, nggak lihat matanya kemarin
berbinar-binar pas ngasih tahu Satsuki bisa lihat hantu -__-”
“Ooh…” Shinya mengangguk-angguk
mengerti.
Die tersenyum jahil. “Shinya, kalo
kamu takut pulang sendirian lagi, nanti sore aku antar kamu sampai rumah,”
“Hihihi…” Toshiya terkikik.
“…kesempatan dalam kesempitan.”
“Tapi syukurlah, anak SD yang
kemarin dikabarkan hilang berhasil ditemukan.” Shinya menghela.
“Iya, bikin kaget. Ternyata anaknya
diajak pergi sama Ayah tirinya. Persoalan rumah tangga pada saat yang salah.”
Toshiya berkomentar.
****
Pulang sekolah…
“Aduh, badanku serasa remuk.
Aaaagghh~!” Toshiya meregangkan badannya.
“Olahraga yang berat,”
“Iya, iya!” yang lain mengiyakan.
Die dan Shinya ribut karena Die
mengganggunya terus di belakang. Sementara Kaoru, Toshiya dan Kyo lagi-lagi
membahas masalah hantu Hikiko.
“Jadi sesuai mitosnya, kalau kita ketemu
sama Hikiko kita harus mengatakan ‘Anak Baik’ ?” Tandas Toshiya. “Tapi itu
kedengerannya sedikit meragukan.”
“Jangan meremehkan mitos. Karena Hikiko
benar-benar muncul, aku pikir mitos itu bukan isapan jempol belaka. Buktinya aku
sudah menyelamatkan orang lain LOOOH.” Kyo menekankan kata-katanya.
“Iya-in aja…” Kaoru mengangguk-angguk.
“Duh, kok jadi serem gini, ya.” Toshiya
mengelus tengkuknya. “Terus si hantu Hikiko itu udah benar-benar pergi kan,
Kyo?”
“Satsuki udah bilang kalau Hikiko udah
pergi, udah percaya aja. Lagipula kalau kalian bertemu dengannya jangan lupa
kata ajaibnya.” Jawab Kyo enteng.
“Iya-in aja…” Kaoru menggumam.
Kaoru dan Toshiya melihat senyum di wajah
Kyo yang terkembang sempurna saat membicarakan Satsuki. Usut punya usut
ternyata Kyo akan mantap membuka fansclub penggemar horror dan misteri di
sekolah secara diam-diam—setelah mendapat penolakan keras dari wali kelasnya
xD. Dan Satsuki telah ia daulat sebagai anggota baru yang menjabat sebagai
penasihat pribadinya dalam hal mistis.
“Dengan masuknya Satsuki sebagai
penasihat ghaib gue, gue yakin club ini pasti punya masa depan yang cerah!”
Kata Kyo menepuk palu.
“Iya-in aja, iya-in aja, daripada
nggak pulang-pulang.” Kaoru tidak mau ambil pusing. Yang lain manggut-manggut.
“Jenggot! Jangan mendoktrin yang
lain, dong!” Kyo keki.
“Terus anggota klub lo emang udah
ada berapa siiikkk?” Toshiya kepo.
“Udah dua orang,” Kyo mantap.
“Hahahahahaha, baru dua aja belaguk…!”
dan ledakan tawa dari yang lain menyembur seketika. “Huahahahahaha!”
“DIAAAAM!”
Mungkin mereka tidak sadar bahwa
seorang anak kecil dengan parang berdiri di balik tiang lampu jalan sepuluh
meter dari jalan yang baru saja mereka lewati.
Hihihihihihihihi.…
The End
kyo hebat banget, asli! *____*
BalasHapus