expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Follow me

23 September 2013

GOTH #1


Title : GOTH
Author : Duele
Finishing : Juli 2011
Genre : Romance, Violance
Rating : PG15
Chapter(s) : 1/6
Fandom(s) : Dir en Grey
Pairing(s) : KaoruxToshiya, KyoxToshiya
Disclaimer : Tsumi no Kisei – Dir en grey


~*~

 

‘Hai, aku Toshiya.’

Kyo membuka matanya perlahan ketika matahari pagi mulai menyusupi kelopak matanya yang kemerahan.

“Uh.” Sesekali suara erangan dari mulut kecilnya yang masih membengkak karena luka lebam dan gores membuatnya merasakan sakit. Mulutnya masih belum bisa digerakan. Saat Kyo berkaca pada cermin kamar mandinya, luka-luka pukul diwajahnya terpantul begitu jelas. Nyeri menjalar tatkala Kyo mencoba menggerakkan otot mulutnya. “Uuh! Sssh!” desis sakitnya tak tertahankan.

Cyuur!

Air mulai mengalir dari kran ketika Kyo memutarnya cepat. Menukikkan kepalanya dan mulai membasuh wajahnya hingga erangan itu kembali terdengar.

“Iissh!!! Sial!!!”

Kyo menggebrak kedua sisi wastafelnya dan berakhir dengan remas kuat disana. Menahan sakit dari lukanya yang terbasuh air.

“Hhh…” saat Kyo kembali menatap pada cerminnya, ia terdiam. Menatap bayangan kusutnya yang masih menatap lurus pada bayangnya.

 

~*~

 

“Kyo-san!! Wajahmu…” Shinya menyapa Kyo dengan wajah kecemasan dan kekagetannya pagi itu. “Daijoubu…?”
“Yah, aku tidak apa-apa.” Jawab Kyo pelan.
“Apa ini perbuatan Kaoru?” tanya Shinya lagi, namun kali ini dengan nada terbata dan penuh keraguan.

Kyo tak menjawab. Pemuda itu justru meninggalkan Shinya yang hanya bisa menoleh pada punggung Kyo yang bergerak menjauhinya. Tak lama, dari arah lain sesosok pemuda lain mendatangi Shinya.
 
“Bukankah itu Kyo?” ujarnya hendak mengejar Kyo, namun ditahan oleh Shinya. “Jangan, Die! Aku pikir kita tidak bisa menanyakan masalah ini padanya dulu.”
“Loh, kenapa? Dia juga terlibat soal ini!” Die serius.
“Aku tahu, tapi…” Shinya menatap Die dengan matanya yang serius. “…kurasa Kyo tidak tahu apa-apa soal Toshiya.”

Die mematung ditempatnya.

 

~*~

 

Kyo muncul di ambang pintu kelas. Membuat suasana kelas yang tadinya riuh dengan gelak dan canda mendadak terhenti dan sunyi. Kyo menatap mereka dengan mata yang datar, kemudian ia mencari tempat duduk yang ia inginkan; sepi dan jauh dari batas radius anak-anak sekelas.

Ketika Kyo naik pada tangga-tangga kecil di ruang kelasnya, semua mata tertuju padanya. Melirik dan berbisik, membicarakannya. Tentang lukanya, tentang masalah yang sedang dia hadapi sekarang. Kyo berusaha untuk menulikan telinganya. Ketika Kyo mendapat tempat duduk yang strategis, semua orang yang ada dibarisan kursi itu meninggalkannya. Pergi berlalu seolah tak ingin dekat-dekat dengan Kyo.

Kyo melepaskan tas slempangnya dan menaruhnya ke meja sementara dia duduk dan mengeluarkan selembar kertas untuk catatan mata kuliahnya hari ini.

“Kau lihat lukanya?”
“Iya, sepertinya dia dipukuli.”
“Benar-benar mencari masalah.”

Kyo berusaha tenang walau telinganya menangkap pembicaraan tak menyenangkan tentangnya. Ah, peduli setan!


~*~

 

Ketika jam kuliah telah habis. Kyo bergegas meninggalkan kampus. Pergi secepat mungkin dari tempat yang seperti neraka baginya.

“Kyo-san! Tunggu!!”

Tak jauh dari tempatnya berjalan, Shinya mengejarnya. Kyo berhenti dan menunggunya disana.

“Ada apa?” tanya Kyo datar.
“Aku- aku mau minta maaf.” Tutur Shinya dengan wajah yang tidak enak.
“Kenapa kau harus minta maaf?”
“Karena aku-” Shinya terbata. “Aku merasa karena akulah semua masalah ini jadi seburuk ini.”
“Aku tidak menyalahkanmu.”
“Kyo-san…” Shinya masih nampak menyesal. “Seandainya aku tidak memaksamu malam itu, kau pasti tidak akan kenal dengan Toshiya dan mengalami nasib semacam ini.”
“Kau jangan menyalahkan dirimu atau Toshiya.” Kyo menyanggah. “Kalau aku sampai dihajar oleh mereka, itu bukan salahmu.”
“Tapi Kyo-san…”
“Kau tidak perlu bingung mencemaskan ini dan itu. Sekarang yang harus kau pedulikan adalah bagaimana caranya menemukan Toshiya.” Jawab Kyo lalu berbalik.
“Kyo-san!” Shinya memanggil lagi.

 Kyo kembali mematung lalu berbalik lagi.

 “Apa…, apa kau benar-benar menyukai Toshiya walau pun dia melakukan ini padamu?” tanya Shinya.

Kyo membisu. Hanya menatap Shinya namun kembali membuang arah matanya pada tanah. Apa benar Kyo menyukai Toshiya?

“Jangan bertanya hal yang tidak-tidak padaku.” Lalu Kyo pun benar-benar pergi dari sana kali ini. Meninggalkan Shinya yang hanya menatapnya dengan wajah yang penuh sesal.

Shinya yakin, Kyo pasti memiliki perasaan khusus pada Toshiya. Pasti!
Dengan semua yang sudah terjadi selama ini, tidak mungkin Kyo tak memiliki perasaan apa-apa pada Toshiya. Terlebih lagi ketika Kyo mau untuk menjadi tempat pelarian Toshiya.

Berselingkuh.

Shinya tidak akan melupakan kejadian dimana semua malapetaka ini berawal. Kejadian yang tadinya hanyalah sebuah perkenalan biasa. Kini berubah menjadi sebuah masalah yang pelik diantara Kyo dan Toshiya.

 

~*~

Delapan bulan yang lalu.

“Kau yakin mau mengajaknya, Shin?” Die berjalan mengiringi langkah Shinya sambil menenteng kantung belanjaan mereka.
“Iya.”
“Buat apa?”
“Loh, memangnya kenapa?” Shinya balik bertanya.

Die sempat berdecak. “Shin, kau kan tahu siapa itu Kyo. Aduh, malesin banget orangnya. Boring. Apa tidak salah kau mengajaknya kali ini?”

“Tidak. Dia kan masih bagian kampus juga.”

Die membuang muka, bete.

“Dia dapat rangking 3 loh di jurusan elektro tahun lalu.” Kata Shinya lalu mengambil belanjaan dari Die dan menaruhnya di bagasi mobil.
“Hhh, aku bertaruh dia tidak akan mau ikut acara semacam ini.” Jawab Die.
“Kenapa kau begitu yakin?”

Die menatap Shinya serius.

“Kau masih bertanya kenapa? Apa kau tidak tahu bagaimana kehidupan sosialnya dikampus? Dia penyendiri. Dia aneh. Freak. Ansos. Not friendly. Kau pikir dia memiliki teman?”
“Die…” Shinya menurunkan tangan Die dari bahunya perlahan. “Justru karena dia tidak memiliki teman aku mau mengajaknya. Kita tidak akan pernah tahu pribadi seseorang kalau kita tidak pernah mau berinteraksi langsung dengannya.” Jelasnya.

Die menghela, “Kau tahu, Shin? Kurasa kau salah masuk jurusan.” Kata Die.

“Eh?”
“Iya, seharusnya kau masuk jurusan psikologi saja daripada masuk jurusan Manajemen =___=;;”

 Shinya tersenyum kecil.

“Jadi kau sudah tidak keberatan kan kalau kita sekali ini mengundangnya?” tanya Shinya lagi.
“Yah, terserah kau sajalah.” Jawab Die yang melengos masuk mobil.

 

~*~

 
“Ah, Kyo-san!” Shinya datang melambai menyambut Kyo yang muncul di depan pintu.

Semua mata tertuju pada sosok Kyo yang bermuka datar menatap mereka. Raut tak senang melihat kedatangan Kyo pun nampak terlihat jelas di masing-masing wajah para anggota lain.

“Akhirnya, kau mau datang juga.” Shinya menyapa dengan senyum lebar.
“Umm.., terima kasih atas undanganmu, Shin.” Jawabnya. Kaku.

Shinya hanya tersenyum.

“Aku yang harus mengucapkan terima kasih kepadamu karena sudah mau bergabung dengan kami.”

Kyo hanya diam.

“Aku benar-benar bisa mempercayakan masalah listrik pada Kyo-san pada malam festival kebudayaan nanti.”

Kyo mengangguk pelan. Jelas sekali pemuda ini masih kikuk.

“Oh, ayo kukenalkan dengan teman-teman yang lain!”

Tanpa ragu Shinya mengajak pemuda pendiam itu berkumpul dengan teman-temannya. Satu persatu dari mereka dikenalkan pada Kyo. Berbagai jenis sapaan dan ekspresi mereka menyambut Kyo dalam keanggotaan mereka ternyata cukup beragam. Walau pun Kyo tetap saja berhasil menangkap gelagat beberapa diantara mereka yang kurang suka atas kehadirannya di sana.

Sorry, aku terlambat!!!” tiba-tiba suara nyaring itu terdengar didepan pintu.

Mereka semua menoleh kearah pintu, tak terkecuali Kyo yang langsung menangkap sosok itu di sana.

“Toshiya, kau telat dua jam!” Shinya mendatanginya.

Pemuda tinggi dengan pakaian modisnya itu hanya bisa menyeringai seolah memohon ampun atas keterlambatannya ini.

“Gomen, Shin-chan~ kau kan tahu aku sedikit sibuk beberapa hari ini.” Katanya beralasan.

Shinya hanya memutar bola matanya, seolah bisa memaklumi kebiasaan temannya yang satu ini. Jam karet.

“Sepertinya ada wajah baru.” Sindir Toshiya melirik pada Kyo yang sedari tadi melihat mereka.
“Oh!” Shinya sadar. “Ayo kukenalkan pada maintenance listrik kita.”

Kyo hanya mematung ketika kedua orang itu datang padanya. Shinya dengan senyumnya yang ramah serta pemuda tampan dibelakangnya yang juga memiliki senyum begitu memukau.

“Kyo-san, kenalkan ini Toshiya, dia yang akan bertanggung jawab pada bagian wardrobe dan costume.” Kata Shinya menengahi, sesaat dia mundur dan munculah sosok tinggi seorang Toshiya.
“Hai, aku Toshiya.” Katanya sambil mengulurkan tangannya pada Kyo yang masih membatu.

Ia tersenyum. Sesekali bibir tipisnya menampakkan gigi gingsulnya yang manis ketika dia tersenyum semakin lebar menunggu uluran tangan Kyo untuk menjabat tangannya.

“Kyo.”

Saat tangan mereka bertemu dan saling menggenggam. Kyo sadar ada sesuatu yang muncul dalam dirinya. Terlebih lagi saat Toshiya tersenyum berbeda padanya.


~*~

 
Cssshh!

Asap mengepul dan membumbung tinggi ke udara tatkala hembusannya bertiup begitu kuat. Dalam jepitan jarinya Toshiya mengangkat rokok dari mulutnya.

“Aku tidak menyangka Shinya bakalan berhasil.” Tuturnya tiba-tiba.

Kyo yang sedang memeriksa mesin dieselnya sejenak terhenti, namun ia kembali menyibukkan diri.

“Kami pikir dia tidak akan berhasil mengajakmu bergabung bersama kami. Ternyata anak itu hebat juga.”

Kyo masih berkutat dengan obeng dan mesinnya tanpa bicara sepatah kata pun.

"Tapi aku kaget juga ternyata kau mau ikut dengan ajakan ini. Aku pikir kau tipe orang yang tidak mau repot.” Toshiya kembali menghisap rokoknya dalam-dalam.

Kyo tetap bergeming disana. Tak peduli dengan celotehan Toshiya. Sesekali Toshiya hanya mengumbar senyum penuh kejahilan padanya.

“Eh, Kyo! Kau sudah punya pacar belum?” tanyanya sambil bermanja di atas meja designnya.

Mendengarnya Kyo langsung menaruh obengnya hingga terdengar seperti dibanting. Toshiya sampai terdiam karena kaget. Wajahnya berubah jadi kaku ketika Kyo bangkit dari sana lalu mendatanginya. Toshiya yang tadinya berleha-leha diatas meja kini duduk tegak. Sedikit takut dengan tampang gahar pria ini. Namun ternyata Kyo hanya datang untuk mengambil tasnya saja yang tergeletak di meja, kemudian mengemasi barang-barang ‘bengkel’nya.

“Jangan merokok terlalu banyak.” Katanya lalu meninggalkan Toshiya yang hanya bengong sejak tadi.

BLAM!

Toshiya masih terbengong-bengong bahkan sampai Kyo menutup pintu ruang mereka.

“Brbb.., hhmfffftttt!! Hahahahaahahaha!!!”

Dan tawa gelak dari Toshiya tak mampu dibendung lagi.


~*~


Toshiya dan Kyo itu seperti tipe manusia yang paling bertolak belakang. Jika Toshiya sangat cerewet dan banyak mulut mengenai apa saja, maka Kyo adalah kebalikannya. Kyo benar-benar pendiam dan tidak akan bicara kecuali ditanya. Toshiya adalah orang yang paling telat dalam anggota tersebut, sedangkan Kyo adalah anggota paling rajin yang selalu datang lebih awal dari siapa pun disana, bahkan lebih pagi dari Shinya sekali pun.

Namun Toshiya dan Kyo yang terkadang sering bertugas bersama dalam satu ruangan, membuat Toshiya betah berlama-lama untuk berada di sana. Walau itu hanya untuk sekadar menggoda Kyo yang kerjaannya menjadi seorang maintenance property. Membenarkan dan memeriksa mesin disana. Sedangkan Toshiya asyik membuat rancangan pakaian sambil melakukan apa pun yang dia suka. Dan salah satu kesukaan Toshiya adalah menggoda Kyo. Entah dengan cara menjahilinya atau meledeknya. Toshiya sangat senang melihat ekspresi tak bermimik dari Kyo. Itu benar-benar menyenangkan buatnya.

Ia yang mulanya takut pada Kyo yang pendiam, perlahan ia senang mengobrol dengannya walau pun ditanggapi hanya sepatah dua-patah kata olehnya. Bahkan tak jarang, Toshiya justru curhat mengenai pacarnya.

Sampai suatu kali, ketika semua anggota telah pulang dari sana. Seperti biasa, Kyo dan Toshiya berdua masih sibuk dengan pekerjaan mereka. Toshiya memang banyak kerjaan karena jam-nya yang selalu datang terlambat. Setidaknya sehari saja Toshiya harus menyelesaikan satu costume untuk pertunjukkan festival yang acaranya sudah semakin dekat.

Saat itu seperti biasa Toshiya mulai membicarakan hal-hal yang sifatnya untuk menggoda Kyo.

“Aku bingung. Kau datang dari pagi tapi sampai sekarang pekerjaanmu belum selesai? Lelet banget, sih!” Toshiya mendatanginya dan berjongkok disebelahnya. “Kau sedang apa?”
“Memeriksa kabelnya supaya tidak terjadi arus pendek.” Jawab Kyo. Sekarang pemuda ini pun sepertinya sudah biasa dengan kehadiran Toshiya yang merepotkan.
“Bukannya ini barang baru?” Toshiya menghisap lagi rokoknya.
“Walau baru tetap saja harus diperiksa.”
“Oooh~”

Dan mulailah Toshiya menganggunya. Dengan bertanya macam-macam soal alat-alat yang dibawanya. Mulai dari obeng. Test pen. Semua hal yang bisa menghambat Kyo untuk menyelesaikan pekerjaannya.

“Kau masuk elektro saja kalau sangat ingin tahu!” gertak Kyo. Sepertinya kali ini Kyo sedikit jengah dengan pertanyaan-pertanyaan kekanakan Toshiya.
“Beeuuuh, marah! Ngambek! Jelek banget, sih.” Tuturnya sambil mengayunkan rokoknya dan menghisapnya kembali.

Kyo menatapnya serius.

“Jangan merokok.” Ujarnya.
“Hum?” tapi sepertinya Toshiya tak sadar. Pemuda itu masih menghisap rokoknya yang sudah sampai setengah batang.

Hingga Kyo mengambil batang rokok yang terapit dibibirnya dengan cepat, lalu beranjak dan mematikannya di asbak. Toshiya hanya diam, kemudian berdiri.

“Kau tidak suka rokok?”

Kyo hanya diam.

“Kau sendiri perokok, kan?” Toshiya mendekati Kyo yang masih menatapnya datar.

Tak lama Toshiya mengambil tasnya lalu berbalik kearah pintu. Membanting pintunya dan tak kembali. Kyo yang masih di sana hanya membisu. Kali ini sepertinya dia membuat Toshiya marah.


~*~

 
Kyo melirik pada semua rekan-rekannya pada rapat kali ini. Hari ini Toshiya tidak datang pada rapat anggota. Sepertinya gara-gara dia mengambil rokoknya kemarin, pemuda itu jadi kesal dan marah padanya. Mungkin dia jadi malas bertemu dengan Kyo.

“Ya ampuuun!!” tiba-tiba mereka dikejutkan oleh kehadiran Toshiya yang basah kuyup.
“Toshiya?!” Shinya bangkit dari duduknya.
“Sorryyyy!!! Mobilku mogok ditengah jalan, di luar hujannya deras banget.”

Tepat ketika itu suara guntur meledak.

DUAR!!

“WHOAA!!!” Mereka terkejut.

“Ah, ayo Toshiya cepat masuk! Ganti bajumu supaya kau tidak masuk angin!” Shinya mengajaknya.

Suara godaan dan ledekan langsung meluncur dari mulut Die dan kawan-kawan. Sementara Kyo tetap diam. Sesekali matanya melirik kamar ganti Toshiya. Dimana tirai yang tak bisa menutup sempurna itu memberikan matanya sebuah celah untuk melihat Toshiya di dalam. Terpantul lewat cermin besar di dalamnya, memperlihatkan tubuh Toshiya yang basah tengah ia telanjangi. Kyo membuang muka, tapi Kyo kembali meliriknya.

 

~*~


Toshiya duduk diam sambil menatap meja ketika Kyo mendatanginya.

“Mau apa?” tanya Toshiya ketus. Tapi ini murni hanya bercanda.
“Aku mau minta maaf soal rokokmu kemarin.”

Toshiya cemberut. Menekuk wajahnya sok kesal, padahal dalam hati ingin sekali tertawa melihat Kyo yang meminta maaf padanya.

“Kalau aku tidak mau memaafkanmu, kau mau apa?” Toshiya merogoh kantung tasnya dan mengeluarkan satu pak bungkus rokok putih.

Kyo hanya diam ketika Toshiya menyalakan rokoknya didepannya.

“Aku mau merokok. Itu urusanku. Bukan urusanmu.” Ujar Toshiya serius kali ini.
“Baiklah.” Kyo hendak beranjak, tapi lengannya lekas ditahan oleh Toshiya. “Kau kira aku serius?!” katanya sambil terkekeh. Kyo hanya menghela. Entah menghela maklum atau lega karena pria ini memang tidak marah padanya.

Toshiya menggiring Kyo untuk duduk disampingnya.

“Kalau kau benar mau aku maafkan, temani aku merokok sebentar saja.” Katanya ketika Kyo duduk di sana.


~*~

 
Sudah dua batang rokok yang Toshiya habiskan. Dan itu seperti tidak membuatnya puas. Kyo sedari tadi hanya membisu karena Toshiya pun demikian. Pria itu seperti benar-benar menikmati waktunya untuk menghisap bakaunya. Dengan kedua kaki yang diangkat dan ditumpukan ke atas meja, Toshiya menyamankan dirinya.

Betis indah dengan kulit mulus yang sempurna terpampang jelas di atas meja. Pakaian sementaranya yang hanya berupa kemeja dan sebuah celana pendek untuk costume ternyata membuatnya merasa lebih nyaman seperti di rumah sendiri. Tak peduli dengan kertas-kertas design dan kain-kain lain yang berserakan disana.

“Fuuuhh…!” Satu lagi kepulan asap putih yang membumbung tinggi menerjang lampu di atas mereka.
“Kau mau merokok tidak?” Toshiya menyodorkan rokok miliknya.

Kyo menoleh padanya dengan mata yang aneh. Toshiya mendongakan kepalanya yang posisi duduknya lebih rendah dari pada Kyo. Menatap Kyo dengan lekat. Toshiya membawa rokoknya menuju bibir Kyo yang masih terkatup. Namun ketika sampai dan menyentuh bibirnya, Kyo membuka bibirnya dan mengapit rokoknya dengan bibirnya. Menghisapnya.

Toshiya tersenyum, kali ini pemuda itu menyandarkan kepalanya pada bahu Kyo yang masih duduk tegak bergeming disana. Bahkan kali ini Toshiya berani menggelayut pada lengan Kyo.

“Rasa rokok punyaku lebih manis, kan?” gumam Toshiya.

Kyo tercenung sesaat.

“…ya.”


 

 

Continue…

3 komentar:

  1. pas buatku yang lagi HAUS KAORUxTOSHIYA. kutunggu sekali lanjutannya!

    by tano

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wuidiiiiihhh!!!
      HAUS men! Sini ke rumahku Tan, banyak aer! xDD

      Sip! Sip! Duduk manis ya ntar bakalan dilanjut :D

      Hapus
  2. maaf baru liat ehehe XD
    iya haussssss banget lo, ni udah duduk manis ampe nancepin bokong pake paku wkkk.

    saya tunggu sekali ya, ntar kalo udah kabar kabar lo :D

    BalasHapus