expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Follow me

10 Januari 2014

Between a Dream


Between a Dream

  

 

Author : Duele

Finishing : Oktober 2013

Band(s) : Dir en grey

Pairing : KyoxTashiya

Notes Author : Maaf Kaoru, aku pinjam Tashiya-mu bentar!!! *pake kedok Kyo*

  

 

****

 
                “Mimpi lagi?” Tashiya mendelik.
                “Iya,” wajah Kyo suram.
                “Duh, kenapa sih kamu gak periksa saja sama dokter, atau sama orang pintar gitu? Daripada terus-terusan begini. Kasihan sama diri kamu sendiri, kan?” ujarnya, tapi Kyo hanya menggeleng-geleng. Tashiya jadi sedikit kesal, ”Ah, terserah deh. Aku sudah kasih opsi, jangan bilang aku tak peduli.” Katanya kemudian pergi.
                “Tash…!” Kyo mencoba mencegah tapi gadis bertubuh sintal itu lebih dulu menjauh.
                Seandainya Kyo bisa mengetahui bagaimana caranya untuk menghentikan mimpi-mimpi buruk ini. Tunggu, bahkan sebetulnya Kyo tak pernah yakin bahwa apa yang ia alami selama tidur adalah sebuah mimpi. Karena semuanya terasa begitu jelas dan menakutkan. Dan setiap kali ia terbangun, Kyo serasa ingin menangis sekaligus mengucap syukur bahwa dia masih bisa hidup kembali.
 
****
              
                Sebisa mungkin Kyo tak ingin terlelap terlalu lama, apalagi saat malam. Sekarang jam tidurnya mungkin hanya 2-3 jam sehari. Sisanya ia gunakan untuk bekerja atau melakukan hal lain. Kyo benar-benar tidak ingin tidur jika kondisi tubuhnya mengijinkan. Namun Kyo tetaplah manusia biasa dan butuh istirahat. Terkadang karena kelelahan ia sampai tidak sadar dan tertidur. Saat bangun mukanya pucat. Karena mimpi buruk lagi. Dan hal ini lama-lama mengusik kehidupannya.
             
                “Telat dua jam, yang bener aja dong!” Tashiya mengomel di telepon. Ia marah karena Kyo telat datang ke bioskop sesuai janjinya. Kesal karena acara kencannya batal, Tashiya memilih pulang sementara Kyo menyusulnya ke bioskop secepat mungkin. Tapi semuanya terlambat. Tashiya sudah pulang. Ia benar-benar kesal saat itu.
                “Maaf, Tashi…”
                “Terserah kamu, deh!
                Lama-lama masalah mimpi aneh ini akan mempengaruhi kehidupan nyatanya.
 
****
 
                “Mungkin kamu kecapekan makanya kamu jadi banyak mimpi yang aneh-aneh,” ujar Tashiya ketika menengok Kyo ke rumah sewanya. Pemuda itu sudah dua hari tidak masuk kerja karena sakit. “Tapi kan tetap saja kamu butuh istirahat, kalau kamu memaksakan diri nanti kamu nggak sembuh-sembuh. Tidur, ya…?” 
                Mungkin Tashiya benar. Mungkin benar Kyo hanya kecapekan hingga ia mengalami mimpi-mimpi aneh itu. Akhirnya, Kyo mencoba untuk mengikuti apa kata hatinya untuk tetap berpikiran positif. Lagipula efek samping obat yang dia minum membuatnya jadi kantuk. Kemudian, Kyo pun terlelap dengan cepat
                Kyo mulanya bermimpi hal-hal yang wajar. Mimpinya seperti dunia fantasi yang sering dia tonton. Saat itu Kyo melihat Tashiya. Dalam mimpinya mereka berkencan seperti biasa, pergi ke bioskop, singgah di restoran favorite mereka, mengobrol dan bercanda tawa. Semuanya terasa begitu menyenangkan. Hingga kemudian Tashiya memintanya bangun. 
                “Ayo bangun, Kyo.” Katanya.
                “Bangun?”
                “Iya, bangun!” 
                Kyo tidak mengerti dengan maksud pembicaraan Tashiya. Namun ia menyadari sesuatu ketika semua suasana ramai di sekitar mereka lenyap dan Kyo mampu melihat kamarnya sendiri sementara wujud Tashiya menghilang. Kyo merasa dirinya sedang berbaring di ranjang kamarnya dan ia melihat Tashiya berdiri di ambang pintu kamar dengan wajah yang cemas. Bahkan ada sejentik airmata di sana.  
                “Tashiya! Tashiya!” Kyo memanggil. Tapi Tashiya seperti tidak mendengar suaranya. “Tashi! Kenapa kamu menangis?” Kyo cemas. 
                Tapi sepertinya Tashiya memang tidak bisa mendengar suaranya. Kyo mencoba bangun dari pembaringannya tapi dia merasa ada sesuatu yang menahannya. Saat Kyo menoleh, ia terkejut karena ia melihat dirinya sendiri berbaring di tempat yang sama. Setengah dari dirinya seperti keluar dari badannya yang masih terbaring. Wajah Kyo memucat. 
                Terjadi lagi! 
                Mimpi yang seperti ini. Tapi apakah ini hanya mimpi karena Kyo merasa dirinya yang terbangun ini adalah jiwa dari tubuhnya yang sedang berbaring. Dan Tashiya yang ia lihat adalah Tashiya di dunianya.  
                “Bangun!!” Kyo berteriak. “Bangun!!!” kali ini lebih keras. 
                Kyo berbaring dan jiwanya mencoba masuk kembali ke dalam raganya yang diam.  
                “Bangun!! Ugh!” dengan jiwanya, Kyo mencoba membangunkan dirinya sendiri. Kyo bisa melihat jelas tangannya tak bergerak, namun tangan dari jiwanya bergerak keluar. Tidak bisa! Kyo tidak bisa membangunkan tubuh aslinya!
                “Ayo, bangun!!” Kyo masih mencoba melakukan hal yang sama, Ia kembali masuk ke dalam tubuhnya dan mencoba menggerakan tubuhnya dar dalam. Namun hal yang lebih parah terjadi, Kyo serasa tak mampu bernafas saat itu da tubuhnya jadi sangat lemah. Bahkan jiwanya kini susah sekali terbangun.
                Jika Kyo bisa, ia akan menangis saat itu juga. Ia merasakan ketakutan yang luar biasa. Apakah ini berarti Kyo telah mati? Apa benar jiwanya tak bisa kembali ke raganya? 
                “Tolong! Tolong jangan begini! Aku tidak mau mati! Aku tidak mau mati!!” Kyo menjerit. 
                Ia berusaha terus menerus untuk membangunkan dirinya sendiri yang masih terkulai. Namun tubuhnya tetap tidak mau bergerak. 
                “Kyo! Kyo!!” panggil Tashiya. 
                Kyo bisa mendengar suara Tashiya yang mendekati ranjangnya. Kyo bisa melihat Tashiya menggerak-gerakan tubuhnya. Ya, Tuhan ini mengerikan! Kyo tidak mau mati sekarang! 
                “Aku mohon jangan mati!” Kyo memekik. Rasanya ia menangis, tapi airmata tidak mau mengalir. “Tuhan..” 
                Kyo lemas dan jatuh ke ranjang, rasanya sudah tidak memiliki tenaga sama sekali untuk mampu terbangun sekali lagi. Ia putus asa dan menangis. Namun sama sekali tak ada tanda kehidupan seperti airmata yang ia harapkan. Kyo seperti sedang menangis dalam mimpi. Walau menjerit, tak seorangpun mendengarnya.
                 Sesak rasanya. Hampa. Semua panggilan Tashiya yang terus menggema di telinganya sesaat menghilang dan pendengaran seolah tuli. Setelahnya pandangannya gelap dan kabur. Kyo tak bisa melihat apapun, walau itu dalam mimpi sekalipun. Dan entah sejak kapan, Kyo mampu mendengar kembali suara Tashiya dengan sangat jelas dan jernih, juga semburat cahaya yang menyilaukan matanya. Sesaat kemudian ia tersadar, Kyo berhasil bangun! 
                “Kyo!? Kyo!!” suara Tashiya menggema keras di telinganya.
                “Tashi…?”
 
                Kyo hidup, kan?
  Tashiya memeluknya erat-erat. “Aneh! Kamu tidur kayak orang mati. Aku khawatir banget!” ujarnya sambil terisak.
 
                Kyo bisa bangun. Lagi.
                Inilah mimpi yang sangat Kyo takuti. Mimpi yang seolah dapat merenggut jiwanya. Tapi, apakah benar ini hanya mimpi? Kenapa terlalu menyeramkan? Itulah kenapa Kyo tidak ingin tertidur. Hal ini selalu menghantuinya. Walaupun tidak sering, namun Kyo pernah beberapa kali mengalaminya hingga beberapa hari berturut-turut. Kyo tidak pernah tahu apakah hal ini wajar dialami oleh semua orang atau tidak. Namun ia benar-benar amat terganggu dan merasa ketakutan setiap kali akan pergi tidur.
            Rasanya ingin menangis sekarang.
  

 

 

 Tamat.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar