Cerita ini didasari oleh kisah nyata
senyata-nyatanya. Orangnya masih hidup Alhamdulillah lol
Gue sih pengen berbagi cerita lagi, berhubung gue
masih belum bisa melanjutkan fanfic apa-apa karena kesibukan kasat masat
(halah) yang sekarang masih gue geber.
Dari judulnya aja ketauan banget apa yang pengen
gue omongin, tapi sepertinya agak meleset dikit kalo kalian mikirnya gue ada
kenangan patah hati, kejadian buruk kalau inget lagu ini dan itu. Iya, kadang
emang begitu. Tapi sekarang yang dibahas agak nyerempet dikit ke penulisan
cerita.
Dulu, gue sempat berbagi tips di FB gue yg dulu
(sebelum kandas) bahwa enakan kalau nulis fanfiction ala gue biasanya gue
denger lagu apa yang gue suka, maka ide mengalir lancar. Tapi untuk beberapa
kesempatan, cara itu kadang nggak berhasil. Sama kayak sekarang yang gue
lakukan dan akhirnya sampai sekarang kan gue gak bisa up date apapun alias
nothing new in here… *krrikk kriik*
Tapi ada kalanya ketika gue udah pasrah banget dan
woles aja ngerjain yg penting duluan (kayak kerjaan dan tugas kuliah) gue gak
bisa membohongi diri bahwa gue juga keras kepala, apalagi saat mendenger MUSIK
yang menurut gue, GUE TAHU ADA CERITA DIBALIK INI YANG BISA GUE CERITAKAN
SECARA DESKRIPTIF maupun PROSA! Tuh, kan, dari tulisan gue pake casplock aja
mengindikasikan bahwa gue sudah stress.
Ya, gue emang agak sedikit gak kalem kalo dengerin
lagu yang seperti di atas gue bilang. Gue benci banget kalau gue cuman bisa
melihat visualnya saat gue menutup mata, tapi gue sama sekali gak bisa
menerjemahkannya ke dalam sebuah tulisan. Frustasi yang ada.
Contohlah, beberapa lagu yang sudah gue
terjemahkan visualisasinya yang menurut gue berhasil, sih ; Sa Bir,
Inconvenient Ideal, Diabolos, The Blossoming Belzeebub, yang paling anyar
RINKAKU (Eternal Slumber Mix).
Itu semua lagu hampir sukses bikin gue gila.
Sekarang itu akan terulang sewaktu Dir en grey
rilis mini album The Unraveling 3 April 2013 kemarin. Ada satu lagu
re-aransemen yang berjudul Bottom of the death valley yang sampe sekarang masih
belum bisa gue gubah ke dalam tulisan. Tau gak rasanya gimana? Sakit hati.
Gue tahu hampir semua lagu Dir en grey itu enak
semua. Semuanya inspirasional. Semuanya keren abis. Tapi terkadang ada beberapa
lagu yang bener-bener koneksinya nyelekit banget ke hati. Untuk kasus gue
sekarang ya si Bottom of the death valley ini. Semakin lama, gue pikir gue
selalu berakhir sakit hati setiap kali gue duduk depan komputer dan mencoba
mendengarkan ulang lagu ini sampe kuping congek. Tapi hasilnya nihil. Sakit
hatinya mirip kayak orang yang putus cinta, hiks…
Dan itu menganggu gue yang seharusnya tetap stay focus
sama skripsi dan kerjaan. It’s bothering me for sure.
Biasanya, gue akan terus-terusan mendengarkan lagu
yg bersangkutan sampe bener-bener harus berhenti sementara. Ntar dilanjut pada
malam, atau setelah bangun tidur. Ada kesempatan pas istirahat kerja gue
dengerin lagi. Tapi sudah dua minggu ini apa yang ingin gue tulis sama sekali
gak tergambar dengan baik. Bahkan di sini pun gue gak bisa kasih kejelasan
visualisasi apa yang bikin gue ‘high’
setiap kali ngedenger Bottom of the death valley.
Anjir… lebay banget ya gue. Tapi iya kali gue
lebay.
Tapi kadang untuk bisa nulis dan terhindar dari
stuck mind gue suka ngotot. Gue suka ngotot dengan diri gue yang lain bahwa gue
harus menulis sesuatu tentang ini. HARUS. Sampe terkadang gue suka benci sama
diri gue sendiri yang gak bisa diajak kerjasamanya. Sebenarnya sih kenapa gue
ngotot? Bukan karena gue mau memberikan impression bahwa gue adalah penulis ff
dir en grey sejati atau bla bla bla, tapi ini lebih ke arah perasaan yang sama
sekali gak bisa ditahan. Sama kayak mungkin waktu seseorang gak tahan pengen
bilang “gue pengen kentut”, tapi dia malu dan susah kentutnya. Ah, oke…
perumpamaan gue suck abis.
Tapi intinya, gue masih mau tetep ngotot. Setelah ini
mungkin gue akan menanbrakan diri gue sendiri ke tembok, hahahaha.
By the way, this my stuff of The Unraveling mini
album. Agak gimana gituh ya, soalnya gue jadi kepengen yg Deluxe… *tampar*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar