expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Follow me

11 Mei 2013

[RE-POST] Menculik MIYAVI #2

Title : Menculik MIYAVI
Author : Duele Terandou Mori
Finishing : Mei 2011
Genre : Humour, Crack
Rating : PG15
Chapter(s) : 2/on going
Fandom(s) : Miyavi, The Gazette
Pairing(s) : Himitsu~
Disclaimer : Judul plesetan dari film ‘Menculik Miyabi’
Notes : Tidak ada satu pun MIYAVI yang terluka dalam pembuatan cerita ini LOL

 
~*~

 

“Kalian harus bertanggung jawab!” Bu Tomomi kali ini mentah-mentah menuding pada kelima pemuda tersebut.

 

“KOK KITA?!” Member The GazettE ngga terima. Aneh. Kenapa mereka yang harus bertanggung jawab, meski pun pada dasarnya mereka yang bersalah. Tapi penculikan kali ini sungguh diluar rencana awal! XD

Pusing, pura-pura tidak mengaku saja, ah. Begitu kata Aoi yang masih belum sadar bahwa ada sesuatu yang memberatkan mereka semua.

 


“Bu, kami tidak menculik Meev-san. Sungguh.” Uruha membela diri.

“Iya, kalian emang ngga menculiknya. Tapi karena NIAT kalian yang mau MENCULIK MIYAVI, dia benar-benar di culik orang!”

 

JLEB!

Entah kenapa seperti ada mata tombak yang menusuk mereka dari samping dan mendempet mereka bagai daging di tusukan sate XD

Mereka saling berpandangan satu sama lain, mencurigai masing-masing yang punya mata. Siapa yang ember nih!

Ternyata oh ternyata, mereka ngga sadar kalau obrolan mereka terekam dan terpancar di seluruh kantor PSC tempo hari gara-gara seseorang yang tidak sengaja menekan tombol ‘ON’ pada tombol suara output lol (ketebak pan siapa ember-nya lol)

 

“Bu~” Ruki mencoba merengek. “Kami cuman mau membantu Meev-san saja.”

“Membantunya? Kalian sama saja membunuh yang lain! Kalian mau PSC rontok umurnya cuman gara-gara ulah kalian?!” dan mulailah si Ibu bawel mengomel penuh nafsu.

“Ma- maafin kami, Bu.” Kai mencoba memelas. Tapi ngga ngefek kayaknya.

“Tiada maaf bagi kalian!” Bu Tomomi membuang muka bak Mama tiri XP

 

Mereka semua bingung. Haduh, habis sudah nih kelangsungan hidup The GazettE gara-gara bikin maskot pelangi PSC raib di bawa culik. Gemana mau maju nih idup mereka kalau begini caranya? Akhirnya mereka hanya pasrah sambil nunggu turunan surat SP3 dari yang di buat susah, Bu Tomomi.

 

“Kalau kalian masih mau tetap di PSC, bawa kembali Miyavi secepatnya!”

 

~*~

 

Tugas baru untuk member The GazettE kali ini. Mereka harus bertanggung jawab atas penculikan Miyavi. Mereka sendiri yang harus turun tangan untuk menyelesaikan masalah ini tanpa melibatkan polisi. Sudah pasti, orang yang sangat tidak mau masalah ini terjamah oleh badan hukum adalah Bu Tomomi sendiri. Bu Tomomi ngga mau kalau masalah segawat ini sampai tercium media masa. Apa kata dunia kalau ternyata Miyavi hilang di curi orang?! (dikira barang apah -__-;;)

 

Dan permasalahan baru pun mulai mengurung The GazettE. Mereka sama sekali clueless banget! Siapa yang menculik Miyavi? Siapa? Segawat-gawatnya orang itu membuat masalah, belum pernah ada riwayatnya artis PSC di culik lol

Lagian siapa sih yang mau nyulik si bongsor itu? Dikiranya mengurus orang yang satu itu gampang apa? Lihat saja si penculik itu kuat sampai berapa lama? Eits, masih mending kalau si penculik mau mengurusnya, kalau ternyata langsung tebas? Hilang sudah umur Miyavi dan pulang tinggal nama LOL

Bisa jadi gara-gara insiden ini The GazettE mau tak mau harus mendekam di balik jeruji besi!

 

“Aduh, nakutin banget sih ini narrator -___-” celetuk Uruha.

 

……

 

“Nah, jadi langkah pertama kita apa nih? Gue bingung banget. Bener-bener ngga ada petunjuk siapa yang menculik Miyavi =__=” Aoi membuka topik, Kai membuka tutup mie instantnya. Maka merebaklah wangi mie soto yang menggugah selera. Haish! Ngga penting banget deh bahas mie soto mentang-mentang berdiskusi itu membuat lapar LOL

 

“Rei, kamu kan yang ada di TKP waktu itu. Kamu liat ada petunjuk-petunjuk ngga, kira-kira siapa yang menculik Miyavi?” Tanya Uruha.

“Mana tahu. Waktu itu aku cuman melihat dari kejauhan. Lagian mereka semua pakai tudung. Pake tutup kepala juga. Benar-benar niat banget deh kayak yang mau ngerampok toko emas.” XD

 

Kai melirik sambil menikmati mie sotonya. (Aoi: ah elaaah, masih ngebahas mie soto aje!)

 

“Ciri-cirinya deh.” Sambung Ruki.

“Umm…” Reita mengusap nosebandnya, matanya melirik pada lampu dapur yang tergantung, dia mencoba mengingat. Di balik terangnya lampu dapur, timbul asap yang aneh dari mie sotonya Kai XDDD (Aoi: bahas mie soto lagi gue bakar nih fanfic!)

“Rei...?”

“Oh, yah! Aku ingat. Mereka ada empat orang. Tiga diantaranya tinggi, satu lagi cebol kayak Ruki!” Jawab Reita yang mendadak langsung terjungkal dari kursi tanpa sebab. Semua mata tertuju pada Ruki yang menyeruput teh manisnya.

“Hah? Apa liat-liat? Aku ngga melakukan apa-apa kok LOL” jawabnya cuek.

 

Cebol? Tersangkanya ada empat orang?

Mereka saling menatap satu sama lain.

 

“Kalian mikir sama kayak yang aku pikirin ngga sih?” Aoi bertanya pada semuanya. Mereka mengangguk kompak.

 

Keesokan harinya…

 

“KYAAAAA!!!!” Jeritan itu menggegerkan kantor PSC pagi itu. Suara derap dari langkah kaki beberapa orang turut membuat rusuh dan riuh suasananya.

“Yampoooon!!! Apa-apaan nih!?” Byou keluar dari kandang- eh kamarnya. Melihat seseorang menjerit histeris sambil berlarian di koridor asrama PSC (sejak kapaaaaan ada asramanyaaaaaahhh XD)

“Byou-kun! Tolong aku!”

 

Byou yang baru bangun tidur bingung melihat seniornya, Keiyu dan Aoi berkejaran. Di belakang Aoi menyusul empat teman lainnya, mereka sama seperti Aoi; beringas mengejar Keiyu.

 

“Tasukete!” Keiyu berlindung di belakang Byou. Tapi akhirnya si kecil itu berlari lagi. Byou bingung. Dia lambat menyadari ketika tubuhnya di tabrak habis-habisan oleh sekelompok banteng dari The GazettE. “Ouch!”

 

“Tunggu kamu!!!” teriak Aoi layaknya meneriaki maling jemuran.

“Kyaaa!”

“Teu cicing sia di baledog ku aing!!!” BAH!!! Uruha mulai ngga waras pake bahasa planet lain XP

 

Sesi kejar-kejaran pun berhenti ketika Keiyu menemui jalan buntu. Oh, malangnya nasib Keiyu kini dipalakin sama senior-seniornya lol

 

“Beneran, aku ngga ngerti apa yang kalian bicarakan.” Keiyu berusaha melindungi diri dari kicolan dan cubitan gemas dari mereka yang mengintrogasinya.

“Yeuh sia, ngomong teu?! Lamun ngabohong di cacag sia ku aing!”

 

Yaeyalaaahh, gemana Keiyu mau ngerti kalau yang nanyain bahasanya pada pake bahasa homo sapiens semua XDDD

 

“Ngaku ngga kamooh!?” Ruki mencubitnya dengan gemas kayak emak ke anaknya yang ogah-ogahan mandi sore XD

“Beneraaaann!”

“Kamu kan yang nyulik Miyavi? Selain kalian siapa lagi?”

“Aku ngga tahu apa-apa, sungguhh!”

“Yang tiga tinggi, yang satu CEBOL. Yang kesisa cebol disini kan cuman kamu doang. Masih ngeyel lagi!” Aoi sok galak lol

“Aku emang kecil. Aku mengakuinya, tapi buat apa aku menculik Miyavi-san. Dia sahabatku!!! >.<” tandas Keiyu berkaca-kaca. Matanya sudah merah, kayak mau nangis.

“Hayoh loh, Aoi. Keiyu mau nangis!” Reita menyalahkan XDD

“Hikss..”

“Aduh, sorry Kei. Jangan nangis, plis.” Aoi meminta. Takut kalau cebol yang satu ini mengadu pada Bu Tomomi XD Bu Tomomi kan doyannya sama yang kecil mini XDD

“Aku beneran ngga tahu apa-apa…” Keiyu menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

“Nah loh, nah loh. Keiyu nangis, bapaknya panjang kumis, dicium bau amis-” Noseband Reita langsung melorot sempurna lol

 

“Ish, nih anak dua malah pada berantem sih =___=” Uruha angkat tangan. Bertepatan dengan itu munculah Yasuno, datang menolong Keiyu dari palakan para seniornya lol

“Kalian apakan Keiyu-cchi?” ujarnya.

“Nah, bagus kamu datang.” Ujar Uruha lebih ramah. “Kamu tahu ngga siapa yang nyulik Miyavi? Kami curiga itu kalian?”

“WHATS?! Enak ajah! Bukannya kalian yah yang merencanakan penculikan Meev-san!” Yasuno ngga terima.

“TADINYA. Tapi kami sudah keduluan sama penculik yang lain.” Sambar Ruki.

“Bukan kami. Kami ngga tahu apa-apa.” Yasuno mengambil Keiyu dari mereka. “Waktu kejadian, aku sama anggota Kra yang lainnya sibuk di gereja. Kami kan jadi padus pengiring pengantin.” Jawabnya lalu meninggalkan mereka sambil membawa Keiyu yang masih menangis.

 

“Ck!” Aoi berdecak.

“Bukan mereka ternyata.”

“Terus siapa dong?” Ruki melirik Aoi.

“Kalau begini, nyari petunjuknya susah.”

 

Kai hanya tercenung melihat mereka. “A-..”

 

“Ya udahlah, besok lagi.” Uruha ngeloyor pergi, di susul oleh ketiga temannya yang lain tanpa mempedulikan Kai yang sepertinya ingat sesuatu. Tapi sebenarnya, Kai pun masih ragu. Jadi ketika mereka semua beranjak, Kai pun kembali diam.

 

~*~

 

Sementara itu kita coba melihat kondisi Miyavi yang sekarang sudah di bawa para penculiknya ke sebuah tempat yang asing. Miyavi di bawa ke sebuah gedung tua yang sudah tak terpakai. Gedung yang sudah lapuk itu nampak begitu seram dengan dinding yang gosong, mungkin karena terbakar. Miyavi tak bisa bergerak kemana pun karena kini dia diikat dan ditempatkan di sebuah ruangan kosong.

 

Sejak para penculiknya membawanya, mereka belum sekali pun menemui mereka.

 

“Aduh, perutku lapar.” Miyavi keroncongan.

 

Brak!

Tiba-tiba dia dikejutkan oleh suara hantaman pintu hingga Miyavi melongok ke sebelahnya di mana orang-orang bertopeng itu masuk. Empat orang dengan tudung kepala dan penutup wajah itu berdiri di depan Miyavi. Miyavi melihat mereka, berusaha mengenali, tapi tetap saja dia tidak tahu siapa mereka sebenarnya.

 

“Si- siapa kalian?”

 

Mereka tak menjawab. Namun salah satu di antara mereka mendekati Miyavi. Dengan langkah sombong; sengak dengan kepala menengadah sok angkuh, dia mendekati Miyavi yang kelihatan takut. Biar pun badan bongsor kalau harus berhadapan dengan penculik sungguhan, Miyavi pun ciut XD

 

Kini dia berjongkok di hadapan Miyavi, memperhatikan pemuda itu. Miyavi berjingit, takut kalau-kalau tiba-tiba saja dia meninju Miyavi tanpa aba-aba. Penculik jaman sekarang kan kejam-kejam DX

Saat si penculik memegang wajah Miyavi, dia memperhatikan wajah Miyavi dengan seksama. Membolak-balikan wajah sang maskot PSC tersebut dengan kasar. Sesudahnya dia bangkit, lalu menyuruh yang lain pergi. Miyavi jantungan sekaligus lega.

 

“Fuuh~”

 

~*~

 

Aoi dan teman-temannya yang lain nampak sibuk, bukan sibuk sih, melainkan sangat depresi dengan apa yang sudah terjadi. Sudah dua hari sejak Miyavi di culik tapi sang penculik sama sekali tidak mengabari mereka. Nelpon kek, sms kek, mms kek, katrok amat mereka ngga ngasih kabar! *plak!*

Hal inilah yang membuat anak-anak The GazettE semakin dibuat bingung. Mereka sama sekali belum mendapatkan petunjuk tentang para penculik tersebut.

 

“Mereka kenapa ngga ngehubungin Bu Tomomi, ya?”

“Ngga kenal kali.” Uruha melempar kartu wajik reminya.

“Lah, mana mungkin ngga kenal,” Aoi melepaskan asap rokoknya ke udara sementara tangannya yang lain sibuk menjabarkan kartu gaple-nya. “Liat dari tampang yang diculik aja udah ketauan banget dia anaknya PSC. Masa ngga kenal, mustahal banget.”

“Mungkin bukan uang yang mereka incar.” Sambung Reita.

“Kalau bukan duit, terus apa?” sahut Ruki.

“Mungkin-”

“Dendam!” suara Aoi memotong kalimat Kai. “Jangan-jangan mereka punya dendam sama Miyavi!” Aoi bangkit sambil menggebrak meja.

“YESS!” Uruha gembira.

“Najis! Kenapa lo seneng banget senior lo diculik buat di mutilasi!?” Aoi kaget.

“Uru, kamu jahat banget.”

“Dih, siapa yang seneng soal Miyavi diculik?” Uruha melirik pada semuanya. “Ini loh, gue seneng karena gue menang main gaple! Hehehe.” Tunjuknya pada kartu Aoi yang tergelar di atas meja.

 

PAK! BUK! PAK! BUK! XDDD

 

“Jadi bisa gawat kalau Miyavi beneran bakalan di mutilasi.” Aoi kembali membuka sidang tanpa peduli Uruha yang kini telah hilang dari kursi XD

“Apa mungkin kita lapor polisi aja?” Ruki mulai cemas.

“An-”

“Jangaaaan!” Suara Reita memotong Kai XDDD “Kalau lapor pulisi, habislah kita!”

“Benar kata Reita, kita usahakan agar masalah ini tidak terdengar publik.”

“Tapi gimana sama fans-nya Miyavi?” Ruki mulai menyimpulkan masalah-masalah dasar yang akan menyerang mereka.

“Bilang aja Miyavi di rawat di rumah sakit karena ulah cacing kremi dan cacing pita yang sedang bertempur didalam perutnya!” usul Aoi, Ruki dan Reita mangap.

“Anu-”

“Aduh, makin lama makin ngawur aja ini omongan kalian!” Ruki mulai keki.

“Habis mau gimana lagi dong?” Aoi juga kebingungan.

“Mikir dong mikir!”

“Lo kata gue ngga mikir apa?!”

“Ngga usah pakek urat kali ngomongnye!”

“Loh, kok pada nyolot?”

 

“DIAAAAAAAMMMMM!!!!” Kai bangkit dari kursi, keempat temannya langsung menatap drummer mereka ini. Kai menatap mereka. “Dari tadi aku tuh mau ngomong tahu!!!”

 

“Yaudah siiiih, ngomong aja. Sepele. LOL” Uruha songong XDD

 

PAK! BUK! PAK! BUK! XDDD

 

“Kalau aku bilang aku tahu kemungkinan siapa yang menculik Miyavi, kalian masih bilang ini masalah sepele?!” Kai esmosi.

 

“HAH!!! O____O;;”

“Jadi kamu tahu, toh!” Ruki menyongsong Kai dengan penuh minat.

“Kenapa ngga ngomong dari tadi!” sambung Reita.

“Aku mau ngomong tapi di potong terus!” Kai cemberut.

“O- okeh, okeh. Jadi Kai,” Aoi mencengkram kedua bahu pemuda itu kuat-kuat, diremas-remas, lalu- “Ehm… fanfic ini udah masuk lembaga sensor belum sih?” Aoi melirik yang lain yang juga menatapnya sengit XDDD

“Begini ya Kai sayang…, sekarang kamu bilang kira-kira siapa yang menculik Miyavi biar kami hajar mukanya! Biar kami jegal kakinya kayak Barca lawan MU! Biar kami gigit kupingnya kayak Mike Tyson! Biar kami-” Kai menutup mulut Aoi yang bawel.

“Aku malah ngga yakin kalian bisa menghajar mereka?”

 

Aoi melirik yang lain.

 

“Ah elah, Kai. Emang siapa sih? Iblis? Kalau bener kita bawain pemburu hantu dah!” Reita ngasal XD

“Iya. Lagian kita kan kesal juga. Gara-gara ulah mereka, kita jadi potong gaji!” Ruki masih ngga rela XD

 

Aoi kembali menatap Kai, “Jadi, siapa mereka?”

 

~*~

 

Miyavi sadar dari tidurnya. Perutnya keroncongan dan mulai orkestra mendadak ngepop meminta makan. Penculik itu apa ngga iba? Miyavi sudah kurus kering begini masa dibiarkan semakin kurus? Nanti kan tidak tampan lagi LOL

 

Cklek.

Tiba-tiba pintu di buka. Gerombolan para penculik itu masuk kembali. Seperti biasa, seolah berbaris. Mereka masuk ke dalam ruangan itu dengan bergantian. Rapih sekali kayak PBB(Pasukan Baris Berbaris)

 

“Sebetulnya kalian ini siapa? Lepaskan aku!” Miyavi kali ini lebih berani. Dia meronta meminta kebebasannya.

 

Salah satu diantaranya mendekat dan langsung menuding.

 

“Jangan banyak bicara kamu! Kami akan tetap mengurungmu disini sampai orang itu mengembalikan anggota kami!” jawabnya, sangar dan galak.

“Anggota? Siapa anggota kalian?! Aku ngga ngerti! Lepaskan!”

“Dibilangin jangan bawel juga!” yang paling kecil menggertak keras.

 

Miyavi tertegun, kok khas ya suaranya? Kayak pernah denger tapi dimana gituh. Selain mereka masih ada dua orang lain di belakangnya. Dari pada kedua orang yang sering menggertak ini, dua orang di belakang mereka nampak tenang, anteng. Yang satu tidak jemu-jemu merangkul penculik yang satu lagi. Jangan-jangan pacaran? LOL

 

“Kalian ini sebenarnya siapa?” Miyavi bertanya lagi.

“Kau tidak perlu tahu! Yang penting kau menurut saja apa kata kami.” Tukas yang kecil, lalu melirik temannya dan berkata, “…benar kan, KAORU?!”

 

GUBRAAAKKKK!!! XDDDD

Tiga temannya ngegubrak serempak, begitu pula dengan Miyavi yang melotot dahsyat!!!

 

“DAMN!!!! Bodoh bener luuuuu!!! Dibilangin jangan manggil nama juga malah sengaja di panggil!!!! Guobloooooogggg!!!!” Pria yang di panggil Kaoru itu langsung misuh-misuh.

“Ya, ya, maaf, kelepasan =___=;;” Pria yang lebih kecil diantara mereka langsung mengusap-usap kepalanya XDDDD

“Wuakakakakakakakaka!!!!” sementara pria yang lebih tinggi dibelakang mereka terbahak-bahak XDDDD

 

Pria yang masih memakai penutup wajah itu hanya menghela pasrah, bingung akan kadar otak dari membernya yang satu ini. Terkadang pengen banget nyekik, tapi pasokan vokalis rock diluaran belum tentu ada yang sebagus dia. Hmm...

 

“Aduh, kalian membuatku bingung!” sontak saja Miyavi bicara. "Sebenarnya, KALIAN INI SIAPA?!"

 

Eaaaa, GUBRAK!!!

Mereka berempat nyungsep untuk yang kesekian kalinya. Masyaaaa awooooh, baru kali ini mereka menemukan orang yang bodohnya diatas rata-rata! Masa iya dia ngga kenal pas nama KAORU di sebut?! Subhanallaaaaahhhhh!!!

 

“Kamu beneran minta di gorok ya.” Kaoru maju, untung segera di tahan.

“Eling, Kao, eling!!!!!” begitu katanya sembari memegangi sang leader XDDDD

 

Sementara dua orang dibelakang mereka terkikik tak berhenti. Penculik yang lebih kecil langsung menenangkan leadernya. “Sudah, serahkan ini padaku.” ujarnya. Kaoru pun hengkang, mundur sambil merutuk, "Huh! Overdomeeeh!!! Sodomiter!!!" XDDDD

 

Kini tinggal sang penculik bertubuh mungil menatap Miyavi dengan sengit. Dengan perlahan dia membuka tudung kepala dan sarung kepalanya. Diikuti oleh para penculiknya yang lain. Mereka membuka jati diri mereka yang sebenarnya.

 

“OHMYFUCKINGGOD!!!!!!” Miyavi histeris. “KALIAN……..?!!!!!!”

 

Keempat pria itu kini menatap Miyavi dengan wajahnya yang sebenarnya.  Mereka adalah…

 

“DIR EN GREY?????????????”

 

Aoi, Reita, Ruki dan Uruha mangap semangap-mangapnya begitu tahu orang yang Kai curigai sebagai penculik Miyavi adalah, DIR EN GREY.

 

“Ng- ngga mungkin itu. Ngga mungkeeeeeeeennnn!!!” Aoi berkelit.

“Tapi beneran. Aku yakin!” Kai meyakinkan.

“Darimana kamu tahu kalau yang nyulik Miyavi itu anggota Diru?” sambar Uruha.

“Mereka kan band sibuk. Denger-denger mau Tour ke Europe =___=” tambah Ruki.

“Aku tahu dari mobil pengantin wanitanya Meev-san.”

 

“Eeeee?” mereka menengok kearah Kai dengan kaget.

 

“KOK?!” Aoi bingung bagaimana bertanya, tapi dia penasaran.

“Waktu kita mau menculik Miyavi, mobil pengantin wanitanya lewat kan? Aku melihat plat mobilnya sedikit aneh.” Jawabnya.

“Apa?”

“Nomornya, D 3 G.”

“DEG?”

 

“DIR EN GREY!!!”

 

 

 

 

 

 

 

To be continue…

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar