expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Follow me

11 Mei 2013

[Re-POST] Menculik MIYAVI #1


Title : Menculik MIYAVI
Author : Duele Terandou Mori
Finishing : Mei 2011
Genre : Humour, Crack
Rating : PG15
Chapter(s) : 1/on going
Fandom(s) : Miyavi, The Gazette
Pairing(s) : Himitsu~
Disclaimer : Judul plesetan dari film ‘Menculik Miyabi’
Notes : Semua yang ada di cerita ini hanyalah rangkaian hiburan. JUST FOR FUN!!!
WARNING!! Tidak ada satu pun pria-pria The GazettE yang ngga cebok dalam pembuatan cerita ini LOL

 

~*~

 

Peace and Smile -serta Gahoeelz- Company.

Siapa sih yang tidak kenal dengan label beken yang satu ini? Kalau Korea punya SM Entertainment sebagai wadah dimana para pria imut bernaung, di Jepang kami punya PSCompany. Label major yang menjadi incaran band-band Indie keluaran baru untuk mencoba peruntungannya di dunia musik. Gaya Visual, yah, rada nyerempet bencongan dikit lol Gender yang tak jelas bisa diterima asal bisa bikin jatuh korban, gadis meraung atau anjing menggonggong lol

 Anda mau mencoba peruntungan dengan merintis karir menjadi artis beken? PSC-lah jawabannya! Maaf, bukan maksud hati saya beriklan atau promosi, tak adil untuk label yang lain (padahal memang saya tak di bayar royalti untuk promosi lol). Namun, mengapa judul cerita ini ada, tak lain dan tak bukan memang bermula dari label itu sendiri.

 Label yang digawangi oleh penjaga gawang Ibu Tomomi sebagai Direktur Utama, kini sedang merosot masa kejayaannya. Jujur aja nih. Meski pun PSC beken dan ngetop se-Jepang, tapi tetap ada yang kurang. Dibandingkan dengan label XXX dan XBEEPX yang populer di seluruh dunia, ternyata PSC belum ada apa-apanya! *Hoo!* Oleh karena itu, Ibu pertiwi dari dunia para bishie PSC ini mulai mencari jalan bagaimana caranya memulihkan pasar dan keuangan demi kelangsungan hidup label mereka. Berbagai cara dia lakukan, hingga akhirnya dia menemukan sesuatu. Satu jalan dimana dia bisa mempertahankan umur PSC sebagai bisnis usaha musik keluarga *eeeeh!!

 

……

 

“APAAA?!”

Gile! Sofa kulit beruang itu langsung bergidik bulunya tatkala mendengar suara jeritan seseorang di ruang ganti utama. Nampak terlihat seorang pemuda tinggi dengan rambut yang ngejreng berdiri dengan tegang. Matanya menatap lurus pada seorang wanita paruh baya yang masih duduk di kursi rias membelakangi cermin. Dari cermin itu, terpantul wajah seorang J-Rocker yang tak asing, yang juga bernaung di bawah bendera PSC.

 
Miyavi.


“Ak- aku tidak mau, Bun~!” kata Miyavi memanggil Bunda. FYI ajah yah Minna, Bu Tomomi ke pengen dipanggil Bunda biar lebih dramatis aja. Pengen banget punya anak setampan para anak band bawahannya, tapi apa daya keturunan tak mengijinkan lol

“Tidak bisa! Aku sudah mengiyakan pada mereka.” Jawabnya, logatnya rada Minang lol

“Kau mau menjualku pada mereka?” Miyavi meringis, heran. “Kau tega!” lanjutnya medramatisir. Drama sungguhan; sampai Miyavi memukul meja rias dengan hati yang terluka. (dan mungkin hanya Miyavi seorang saja yang bisa melakukan adegan ini XD)

“Aku tidak menjualmu. Aku hanya-”

“Cukup,” Dengan mata yang berkaca Miyavi menghentikan penjelasan Bu Tomomi. “Aku sudah tahu cepat atau lambat ini pasti akan terjadi.” Lanjutnya, kini setetes airmata buaya terlihat menyembul dari ujung matanya yang menyipit.

“Meev, maafkan aku. Aku harus melakukan ini demi adik-adikmu.”

“Aku ngga punya adik, Bun. Aku bontot.” Jawabnya. Elah, masih aja dengan airmata menggenang.

“Maksudku, demi junior-juniormu di PSC. Pikirkan mereka, Meev.” Bu Tomomi menggenggam bahu Miyavi penuh keyakinan. Mencoba meyakinkan pemuda ini bahwa sebenarnya dia tidak bermaksud menjualnya, hanya MENUKARnya saja lol

 

Dan Miyavi pun terbawa. Mengangguk kecil. Yess! Begitu kata Bu Tomomi dalam hati. Ah, Miyavi. Biar di kata garang juga ternyata hatinya selembut Bang Rinto Harahap lol Tak salah Bu Tomomi memilih anak buah, gampang dikorbankan dalam keadaan kepepet XP

 

Tak di sangka percakapan serius namun ngawur itu terdengar oleh lima pemuda yang lain. Berdiri disana ada Ruki, Reita, Kai, Uruha serta Aoi yang baru saja kembali dari toilet lol

Mereka terenyuh, terharu! Bagaimana mungkin seorang Miyavi yang biasanya belaguk dan punya kekuasaan sebagai artis senior sekarang tunduk pada keinginan pemilik perusahaan dan memasrahkan dirinya untuk dikorbankan? Yang lebih miris lagi, dia melakukan ini semua untuk para juniornya yang masih belum lulus masa sekolah keartisan di PSC lol

Ooh, Miyavi sungguh mulia hatimu! Bagai Rocker tanpa tanda jasa T^T

 

“Hkss~” tanpa sadar kelima pemuda itu menangis terharu kompak.

 

“Kita tidak bisa diam saja seperti ini.” Ujar Kai yang masih punya hubungan baik dengan Rocker botak yang satu itu.

“Kau benar Kai, biar pun terkadang suka nyosor seenaknya, tapi dia sebenarnya baik.” Lanjut Reita, mengingat masa lalu dimana pipinya sudah tak lagi perjaka lol

“Ada yang punya ide?” Tanya Ruki menghentikan tangis di antara mereka.

 

Mereka saling berpandangan.

 

~*~

 

Miyavi masuk ke ruang dress room. Disana sudah berkumpul banyak sekali junior-juniornya, mungkin semuanya nimbrung di sana. Ada Alice Nine, walau minus Shou yang ijin ngga masuk karena PMS. Membuat Alichu gagal manggung nih hari gara-gara suara vocalist ngga ada yang cocok. Di sudut kanan, anak-anak Screw pun sedang asik bermain. Main mata ular! Khusus untuk mereka, dadunya diubah jadi baut satuan. Kata Byou, demi mengeksiskan nama band mereka. Apa pun harus sesuai! Oh, apa mungkin makanan sehari-hari pun harus disesuaikan dengan jenis baut? Hahaha. Kidding.

 

Beda lagi sama The GazettE, band yang makin melejit namanya sejak single terbarunya ‘Before I be GAY’ naik di pasaran, sekarang jadi urutan pertama band kesayangan Mamah Tomomeh LOL Nampak kelima pemuda itu anteng dengan adu matanya tatkala melihat Miyavi yang muncul ke dalam ruangan mereka.

 

Miyavi melirik pada kelima pemuda itu, namun kompakan mereka membuang muka. Miyavi bingung. Aneh. Terheran-heran, sudah beberapa hari ini anak-anak The GazettE seperti memusuhinya. Yah, entah sejak kapan mereka berubah sikap. Tapi Miyavi benar-benar sangat bingung dengan mereka. Apa Miyavi secara tak sadar sudah membuat mereka marah? Tapi apa?

 

Miyavi berpikir keras. Dan… OOOHH!!! Baru inget! Miyavi sudah mengerjai wese pribadi anak-anak The GazettE dengan menyabotase semua tissue toilet mereka tempo hari. Apa jangan-jangan setelah itu ada yang kebelet? Sampai ada yang gak cebok gara-gara minim tissue?

Tapi siapa? Miyavi menatap mereka satu persatu, lalu menghela. Sudah pasti bukan Reita, kan? Dia kan punya tissue cadangan di hidung, hehehe…

 

Atau jangan-jangan…

 

“Hiksss~!!” Kai mendadak keluar dari dress room dengan airmata yang mengalir ketika sempat beradu pandang dengan Miyavi.

“Kai!” di susul oleh Ruki dan Uruha bergantian. Membuat kelompok, Alice Nine dan Screw menoleh ke arah pintu. Sedangkan Reita dan Aoi menatap Miyavi dengan mata yang sengit. Loh, ini kenapa sih sebenarnya? –Miyavi panik dalam hati.

 

Miyavi benar-benar bingung sekarang? Seingatnya, dia ngga pernah tuh ngerjain Kai. Kai kan ‘baby’nya. Junior emas yang menggemaskan buat Miyavi. Mana tega Miyavi mengerjainya. Atau mungkin… OOH!! (lagi) Jangan-jangan, yang ngga cebok di wese gara-gara sabotase itu, KAI!? O___O;;

 

“Astaganaga!” Miyavi langsung bangkit. Lalu berlari. Membuat dua kali kumpulan bishie Screw dan Alice Nine melongok dengan heran.

 

……

 

“Kai!” Ruki akhirnya sampai dengan nafas yang terengah-engah ketika Kai berhenti dan mojok di ruang mixing.

“Kamu kenapa kabur, sih?” Tanya Uruha.

“Ha- habisnyaa… ak- aku ngga tahan liat Miyavi hiks…” jawabnya.

“Duh, Kai yang bener aja.” Ruki mendecak keki.

“Kasian banget kalau aku inget dia mau dikorbanin demi kita. Sementara kita, leha-leha aja disini.”

“Ya emang mau gimana? Emangnya kamu berani ngelawan Bunda Tomomeh?” celetuk Aoi.

“Lakukan sesuatu, Aoi.” Kai merajuk.

 

Aoi melirik Reita yang meliriknya bingung. Tak berapa lama, Miyavi muncul begitu saja.

 

“Kalian ngapain??” tanyanya seraya melihat Kai yang di rangkul oleh Aoi. “Kai, kamu kenapa mendadak nangis begitu.”

 

Tak ada yang menjawab, bahkan Kai. Tapi…

 

“Huwaaaaaaaaaaa~” Kai histeris menangis, sampai-sampai Aoi harus mendekapnya kuat-kuat sampe Kai ngga bisa nafas lol. “heukss…!”

 

Miyavi jadi semakin bingung. Kenapa sih mereka ini?

 

“Ck. Sudahlah aku ngga tahan lagi.” Ruki turun tangan, nurunin lengan bajunya yang di gulung maksudnya lol iissh! “Meev-san! Benar kau bakalan di jual sama si tanteh?” tanyanya, semua mata tertuju pada Miyavi yang langsung beraut bingung. Bijimana mereka pada tahu? Apa Bunda Tomomi yang nyebar berita? Undangan aja belum ada, -pikirnya.

“Udah, Meev-san kamu ngaku aja.” Paksa Uruha.

“Betul, Meev-san. Kami sudah tahu kok, jangan ditutup-tutupi lagi.” Sahut Reita juga.

 

Miyavi jadi semakin bingung. Apa dia harus bicara tentang kebenaran yang sesungguhnya pada mereka? Tapi kan, Bunda Tomomi bilang…

 

……

 

“NIKAH?!” Kelima pemuda itu langsung terkejut.

“Benar.”

 

“Jadi kau akan dinikahkan sama salah satu anak dari produser label lain????!!!” Ruki mencoba meluruskan apa yang dimaksud. Miyavi hanya mengangguk.

“Terus kau mau saja?”

“Mau bagaimana lagi?” Miyavi menyeringai pasrah. “Aku peduli pada kalian…”

“HUWAAAAAAAA~~~~~!!!!!” tangis Kai kembali terdengar. “Meev-san, kamu baik sekaliii~” katanya sambil pindah lokasi menangis kepada Miyavi.

“Maap, ya Kai. Aku ngga jujur.” Tutur Miyavi seraya mengusap punggung si drummer ceria itu.

“Eh, tolong yak itu tangannya engga usah pake ngelus pacar orang =___=;” Aoi keki, Reita dan Uruha berusaha prihatin XD

“TIDAK BISA!” tiba-tiba Ruki bangkit dari duduknya sampai kursi terjungkal. “Kau tidak bisa selemah itu, Meev-san! Menikah itu bukan hal yang mudah! Ituh sakral!!! Masa kau mau dinikahkan dengan orang yang sama sekali belum kamu kenal dan tidak kamu cintai?! Emangnya di sinetron apah!”

“Ngga sinetron sih, hanya fanfic.” Celetuk Uruha, yang langsung dikicol Reita XD

“Kau harus menolaknya!” Ruki masih menggebu.

 

Miyavi kelihatan bingung.

 

“Hu-um. Kau harus menolaknya, Meev-san. Jangan pikirkan kami, pikirkan saja masa depanmu juga. Kami tidak mau masa depanmu hancur hanya karena mengorbankan diri demi kami.” Sambung Reita.

“Tapi,”

“Kalau kau menikah, Toshiya-san bagaimana?” Uruha membuka kisah kelam Miyavi.

 

Oooh, hati Miyavi terluka. Mendengar nama idolanya di sebut-sebut. Langsung saja wajah datar Miyavi berubah menjadi wajah pahit lol

Emang siapa sih yang ngga tahu riwayat cintanya Miyavi? Putus dari Daigo, dia kembali pada habitnya yang buruk. Ngamen di jalan, ngamen di kereta, ngamen di tempat makan, ngamen di terowongan KRL (dikirain mau mampus apa -__-), yah, sejak putus dari Daigo hidupnya hancur. Tapi sejak itu pulalah Miyavi mengenal cinta baru dari seseorang, Toshiya.

 

Yah, cowok yang sudah diidolakan lama sekali oleh Miyavi. Ngga nyangka ajah pas ngamen di rumah makan Padang ketemu sama cowok imut yang satu itu. Dengan ramah, dia memberikan uang receh pada Miyavi yang saat itu begitu terenyuh melihat sang idola di depan mata. Dan entah sejak kapan, bayangan Daigo berubah menjadi bayangan Toshiya yang tak pernah bisa dia lupakan.

 

“Eh, tapi kan kami beda fandom -__-” ujar Miyavi.

“Sssh! Fandom ngga usah di bawa-bawa!” ujar Uruha lol

“Oh, maksudku. Dia kan sudah punya pacar. Gini-gini aku tahu kok dia itu cinta mati sama leader band-nya. Mana berani aku.” Miyavi ciut. Mengingat deadly stare dari yang punya band metal.

“Loh, emang Meev-san ngga tau ya?” celetuk Reita.

“Huh?”

“Toshiya-san kan sudah putus dari Kaoru-san.”

“Tau darimana kamu?”

“UNDECIDED.”

 

GUBRAK! XD

*eeaaaa!* (Undecided – Judul fic cerita cinta punya Rokka Purin lol Nah kalo yang ini author mau minta Royaltie Kate DeSe double SUPREME!!! Hyakakakaaka!!!)

 

“Jadi aku harus bagaimana supaya tidak menikah dengan gadis itu?” Miyavi jadi berubah pikiran; tidak mau menikah. Miyavi yang depresi menyandar pada pada meja mixing radio. “Aku belum mau menikah.” Katanya sambil menenggelamkan kepalanya pada permukaan tombol-tombol aneh. Tanpa sadar sebuah tombol tertekan, output.

 

“Kami akan MENCULIKmu.”

“APUAAAAA!!!? O___O;;”

 

“Iya, kami bakal bersandiwara. Sandiwara MENCULIK MIYAVI.” Tukas Aoi percaya diri.

 

~*~

 

Singkat cerita, hari yang dinantikan pun tiba. Hari pernikahan Miyavi dengan anak produser yang sudah disebutkan di atas. Saat itu Miyavi masih di ruang ganti, di make up. Pria tinggi yang sudah mengecat kembali rambut menjadi hitam demi hari pernikahannya ini tidak berbeda dengan penampilannya di PV Kekkonshiki no uta. Dengan tuxedo putih dan kemeja yang bersih, Miyavi sudah hampir selesai di dandani sebagai calon mempelai pengantin pria.

 

“Kamu sudah siap?” suara Bu Tomomi muncul didalam ruangan, Reita mengikuti di belakangnya. Miyavi menoleh, lalu mengangguk kecil. Tapi matanya tak lepas dari Reita yang mengangguk memberi isyarat padanya.

 

Sandiwara segara dimulai.

 

“ADOOH!”

“Ada apa, Ruki?”

“Ini!!! Masa si Kai bawanya pistol mainan!?” ujarnya keki.

“Wajarlah. Ini kan cuman sandiwara.” Bela Aoi.

“Ngerti sih, tapi ngga kayak gini juga kaleeee~”

 

Cpruuut!

Mendadak wajah Aoi basah karena semprotan air dari pistol-pistolan tersebut. Aoi langsung melirik Kai yang hanya nyengir kuda, hehe…

 

“EH! EH! Mobil pengantinnya datang!” seru Uruha.

 

Mereka bersiap, mengintip di balik dinding besar diluar terowongan. Tapi sayang ternyata itu bukan mobil PSC; mobil tumpangan Miyavi. Nampaknya itu adalah mobil mempelai wanitanya.

 

“Ah, sialan! Mobil Miyavi kemana nih?!” Aoi mulai cemas.

“Jangan-jangan mobilnya ngga lewat sini. Jalan di depan kantor PSC kan masih di cor!” Ruki baru inget XDDD

“Adduuuuuh!!!” Mereka bingung.

 

Tapi Kai nampaknya biasa saja. Drummer ceria yang hobi banget ketawa pas ngegebuk drum itu kini kelihatan tenang memperhatikan laju mobil pengantin wanita yang tadi. Uruha mengkicol Aoi, memberitahu bahwa pacarnya kelihatannya rada aneh.

 

‘Jangan-jangan, Kai masih punya rasa sama Miyavi. Makanya dia ngga rela Miyavi kawin.’ Suara hati Ruki nampaknya terdengar oleh dua orang yang lain; Uruha dan Aoi –yang kusut lol-

‘Bener.’ Gema suara Uruha menyahut.

 

“Kai, kamu ngga usah ngeliatin mobil itu. Kalau emang ternyata pernikahan ini harus terjadi, maka terjadilah!” Aoi mendatangi prianya dengan raut yang kesal.

“Mobil itu…” gumam Kai.

“Iya, aku tahu. Itu mobil calon ISTRInya Miyavi, udah deh kamu ngga usah aneh kayak gituh ngeliatinnya.” Ajak Aoi menariknya dari sana.

“Tapi-”

“Kai!”

 

“Sudah sudah hentikan! Daripada kalian bertengkar mendingan kita cepat menyusul Miyavi ke gereja. Siapa tahu masih sempat!” ajak Ruki, Uruha cuman cengengesan.

 

Maka kelima pemuda itu pun akhirnya bergerak dari sana. Walau pun Kai masih nampak aneh. Rasa-rasanya, Kai tahu mobil sang mempelai wanita. Nomor plakat mobilnya nampaknya tak asing bagi Kai.

 

“Salah liat ngga yah?” gumam Kai pelan. Aoi meliriknya tanpa bicara.

 

~*~

 

Reita kebagian jadi supir pengantin hari ini. Sebenarnya sih atas inisiatif sendiri. Demi lancarnya sandiwara hari ini, dia mengajukan dirinya pada Bu Tomomi untuk membantu menjadi supir seharinya Miyavi lol

 

“Duh, mereka terima sms gue ngga ya?” Reita mulai gusar. Matanya mulai tak melirik sana-sini mencari-cari. Duduknya mulai gelisah. Tapi, tiba-tiba Reita seperti mendapat jawaban atas kegelisahannya. Tatkala matanya melihat pada kaca spion tengah yang memantulkan bayangan mobil yang sejak tadi mengikuti mereka. Itu pasti mereka!

 

“A- aduuh Bundaaa~ perutku sakit sekali, nih!” Reita tiba-tiba mengaduh.

“Heh??? Kamu kenapa?” Bu Tomomi mulai panik.

“Mules.” Jawabnya dengan seringai jelek di wajahnya. Miyavi menahan tawa di balik sarung tangannya.

“Ya- ya sudah. Kita berhenti di pengisian bahan bakar dulu!”

 

Maka berhentilah mereka di pengisian bahan bakar setempat. Reita segera keluar dari mobil, melirik pada mobil hitam yang sama-sama berhenti walau cukup jauh dari tempat parkir mereka. Dengan penuh percaya diri Reita mengacungkan jempol pada mobil tersebut lalu melenggang ke dalam toilet untuk mengintip. Wah, akan jadi apa nih sandiwara penculikan Miyavi versi mereka?

 

Sementara itu, Miyavi dan Bu Tomomi menunggu di dalam.

 

“Bunda, aku ke mini market dulu ya sebentar. Aku mau cari minum.” Tutur Miyavi.

“Aduh, jangan! Penampilan kamu mencolok. Bisa di serang fans nanti! Sudah, biar aku saja. Kamu tunggu di sini sebentar.” Jawabnya keluar dari mobil.

 

Aduh, nih nini pelet ngga bisa diajak kerja sama amat sih, -batin Miyavi. Setelah Tomomi keluar, Miyavi membukakan pintu mobilnya, menengok pada sekitarnya. Matanya juga mencari-cari. Menurut rencana awal, penculikan akan dilakukan ketika mobil mereka berhenti ketika Reita mulai berpura-pura. Itu berarti di tempat ini kan?!

 

Miyavi pun keluar dari mobil. Dan benar saja, tak lama beberapa orang mencurigakan keluar dari mobil. Dengan tudung kepala yang menutupi kepala dan wajah mereka. Mereka datang bak preman. Miyavi memang tak mengenalinya, tapi ketika melihat salah satu diantara mereka yang tingginya kurang dari yang lain, Miyavi yakin itu pasti mereka.

 

Okay, Miyavi akan menunggu.

 

Tak sampai tiga puluh detik. Mereka berlari ke arah Miyavi dengan cepat sambil membawa sesuatu.

 

“Kalian datang juga.” Ujarnya.

 

Mereka tak menjawab, lalu menarik Miyavi dengan kasar menuju mobil mereka yang terparkir. Tentu saja Miyavi ikut saja dengan mereka. Hahaha!

 

Sementara itu, Ruki yang baru melihat IPhone-nya sadar bahwa Reita sudah mengiriminya pesan sejak tadi.

 

“Eh! Ada sms dari Reita. Katanya mereka berhenti di pengisian bensin di jalan xxxx!”

“Telepon! Bilang kita masih lama sampainya, suruh Reita mengulur waktu.” Ujar Aoi.

 

BIIP! BIIP!

Reita terkejut ketika teleponnya berbunyi. “Ruki?” gumamnya melihat nama sang penelpon lalu menjawab. “Moshi-moshi?!”

 

“Reita, kau masih disana?”

“Iya.” Jawabnya semangat.

“Oh bagus.”

“Kalian lebih bagus lagi. Hebat deh acting kalian membawa Miyavi.” Ujarnya di sela gelak tawa cekikikan gemasnya.

“Huh?” Ruki bingung. “Kamu ngomong apa, sih?” Ruki bingung. Tiba-tiba Aoi merampas telepon tersebut. “Hoy! Rei! Ada apa?!”

“Ngga ada apa-apa. Aku lagi liat kalian sekarang membius Miyavi. Padahal rencana kita kan ngga pakek bius-biusan. Kalian hebat banget aktingnya pakek acara improvisasi gituh!”

 

Aoi hening.

 

“BEGOK!!!” semburnya. Ketiga pemuda di mobil tersebut beserta Reita nun jauh disana tersentak. “Lo lagi ngapain, kupret!!! Siapa yang bius Miyavi?!!!” sontak saja Aoi histeris.

“Ya- ya kalian lah! Siapa lagi? Aku sedang mengintip kalian yang sekarang sedang membawa Miyavi.” Reita ling lung.

“Adddoooooohhhhh!!! Lo kebanyakan makan otak-otak neh!!! Gimana mungkin kami membawa Miyavi sedangkan kami masih dalam perjalanan menuju kesana!” teriaknya.

“HAH! O_O” Reita sadar!

“Lagian, kalau kita lagi nyulik Miyavi NGAPAIN JUGA GUE TELEPONAN SAMA ELU!!!!”

 

Reita hening sejenak. Tiba-tiba dia berlari sambil berteriak,

 

“CULIIIIIIIIKKKKKKKKKKKKKKK!!!!!”

 

XDDDDDDDDDDDDDD

 

 

 

 

 

 

To be continue…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar