Title : VANITAS
Author : Duele
Finishing : Agustus
2011
Genre : Angst
Rating : PG15
Chapter(s) : Oneshot
Fandom(s) : Dir
en grey
Staring : Kyo
Disclaimer : Vanitas
– Dir en grey
Note : Kehampaan…
Ketiadaan… Vanitas.
~*~
Goodbye
to you
The
eyes won’t look back
To
have love passionately
Listening
closely to hear the murmur
(Vanitas
“Emptiness” – Dir en grey)
***
Kuterbaring,
tergeletak dalam hampa.
Adakah sesuatu
yang bisa membuat hasrat ini kembali bergairah? Saat tak lagi kurasakan cahaya
kehidupan bersinar dalam diriku. Aku… hampa…
Kosong.
Tak berisi. Tak
bermakna. Tak berjiwa.
Separuh nafasku
hilang bersama hembusan angin malam pekat menusuk tulang. Adakah sesuatu yang
bisa membuat perasaan ini kembali menghangat? Saat tak lagi kurasakan api
kebahagiaan menyelimuti. Padam.
Gelap.
Kelam. Hitam.
Tak berbayang.
Walau kulihat
cahaya rembulan, namun tak mampu membuatku melihat indahnya pelita. Adakah
matahari yang bisa menyinari dan menuntunku kembali berpijar?
Kusembunyikan airmata
ini saat kau pergi. Kusembunyikan luka ini saat kau tiada. Karena ku tak mau
kepergianmu menyisakan luka. Walau luka itu menyayat dalam hati, tak ingin
menangis kurasa, tak ingin bersedih kuharap.
Bulan merah
menangis. Bulan biru menyendu. Rasa rinduku tak terburu.
Tak habis rasa
sakit ini menyegat dan mengoyak. Perasaanku habis terombang ambing. Ambigu
dalam keinginan dan perbuatanku. Kuingin kau bersamaku, kuingin kau disisiku.
Satu hal yang tidak mampu kudapatkan kesediaanmu.
Kau yang telah
pergi, bagaimana aku mengejarmu?
Kuucapkan
selamat tinggal tanpa derai. Walau menatap wajah elokmu, selalu tertambat perih
yang kurasa.
Kuhilangkan
semua mimpi atas engkau. Walau semua
tabir mimpi telah kurangkai menjadi sebuah cerita masa depan kita.
Kenapa kematian
harus ada melengkapi kehidupan?
Pertanyaan yang
tak akan pernah terjawab karena sebuah hal yang mutlak. Tak bisa ditolak.
Jawaban serupa
yang kudapat saat kudengar desau hujan berbisik. Mengatakan segala kemufakatan
yang telah berjalan dalam garis bernama takdir.
Namun takdir
inilah yang memupuk cinta. Berkobar membara dalam rasa. Menyala dan membakar
hasrat. Hingga saat kau memadamkannya, aku hampa.
Tak berjiwa, tak
bermakna.
Engkau yang
disana, apa bisa menatap rasa rindu dan pedih dihatiku?
Engkau yang disana,
apa telah berevolusi menjadi bidadari?
Engkau yang
disana, apa telah mendapat syurga kecil keabadian?
Kenapa hampa ini
tetap membawaku berseru padamu? Walau jelas kurasa hampa ini ada karenamu.
Dan ketika semua
bayang menjadi gelap gulita. Kau datang membawa diri. Menyuguhkan secawan arak
hitam. Tersenyum begitu rupawan menyajikan cantiknya wajah malaikat.
Mendekapku, menyesapiku.
Inikah syurga?
Berpijak pada putihnya awan yang acap kali kuterawang diluasnya angkasa. Aroma
harum yang menguar tercium manis. Bagai gula-gula dan rasa vanilla.
Namun saat
kudekap kembali bidadari kecilku, dia lepas. Memuai, bagai asap yang tak pernah
bisa kujamah. Menghilang, bersamaan dengan syurga yang kupandang. Aromanya kini
berubah menjadi pekat dengan zat-zat memabukan.
Dimanakah aku?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar