Author : Duele
Last Edited : Oktober 2011
Genre : AU, Darkness
Rating : PG15
Chapter(s) : oneshot
Fandom(s) : Dir en Grey
Pairing(s) : General
Disclaimer : Diabolos – Dum Spiro Spero (Dir en Grey)
Note Author : Salah satu judul dari fanfic nazaar saya dari Album Dum Spiro Spero (14 title)
~*~
Kemarin
aku...
Menyalak.
Menggonggong
seperti anjing. Mengaum bagai singa dan menjerit mengejar histeris. Rajukan
yang tak pernah mendapat timbal balik dari selama ini yang kuharapkan. Semua
berubah menjadi dingin, membeku bagai kepingan es.
Sejak
kapan? Aku tak tahu.
Semuanya
terhalang. Gelap.
Dan
kau pun menghilang tanpa arah. Aku terpaku menatap bayang hitam yang perlahan
memisahkanmu dariku. Melahapmu, meringkus sosokmu.
Aku
memujamu. Sampai mati. Bahkan meninggalkan semua kesanku pada dunia hanya
karenamu. Mengikuti setiap jejakmu, walau itu hanya sebuah tapak kosong tak
bermakna. Tetapi mengapa semuanya indah?
Walau
apa yang kusebut cinta ini tak mampu kupersembahkan karena ketidaklayakan
diriku, ooh, aku sungguh fakir. Fakir akan kepercayaan diri dan kemampuan untuk
bisa mendapatkanmu. Dan berakhir selalu aku mengikuti bayang hitammu. Dan
setiap kau berbalik, maka tak akan kau temukan aku, karena persembunyian.
Kau
yang indah, ingin aku menyentuhmu. Walau dengan tangan busukku, dan luka borok
dihatiku. Menggapaimu, harga mati untukku. Mencintaimu, itu takdir bagiku.
Menangisimu, kebahagiaan buatku.
Sayang,
kau tahu itu ‘kan?
Ketika
kekasaranku menyakitimu, maka maklumilah.
Ketika
kekejamanku menyentuhmu, maka pahamilah.
Ketika
keegoisanku merenggutmu, maka resapilah.
Ketika
nafsu durjana ini memaksamu, maka kasihilah.
Aku
begitu terobsesi, dengan hentakan dan caci serta maki.
Oh,
kau bagai Dewi dengan panorama surgawi.
Kharisma
cantik seorang bidadari.
Tertanam
pada diriku hasrat manusiawi.
Memilikimu
dengan menelanjangi.
Kaulah
sesuatu yang berharga yang harus kumiliki.
Tatkala
dunia berbalik, semuanya berubah. Kejam dan tak bernurani. Khianat kau beri.
Aku perih…
Kau
injak kuncup hatiku, melindasnya dengan benih pilu.
Mengapa?
Aku
merasa terbunuh oleh cinta lesu ini. Lunglai tak bertenaga. Kau diam dan
membisu. Bagai patung dengan paru-paru. Menyesakku…
Sayang,
bolehkah kita memulai lagi?
Aku
ingin kembali mengingat wajahmu. Menyesap bau harummu. Mengecap rasa lidah
manismu.
Bertabur
peluh. Berderai keringat. Bercecer darah. Bertetes nikmat.
Sayang,
Kemarin
aku…
Menangis.
Menangisimu
pilu dengan hujat didadaku. Tajam menusuk jantung, membunuhku. Isak yang
terdengar, rintih yang menguar. Busuk!
Aku
ingin berhenti, tetapi tak bisa.
Setiap
kali membuka mata, hanya kegelapan itu yang kurasa. Merebak tulus di jiwa.
Seperti
pagi ini, di sini.
Peraduan
kita.
Aku
terbaring, menatap birunya gorden berlapis. Birunya bagai langit, tetapi
mendung. Kuarah tangan ini menggapai helaiannya, ku cermati siluetnya.
Sayang,
pergelangan tanganku hampir putus…
Siluet
cairan yang mengalir darinya tak mau berhenti. Meski pun aku menangis.
Aku
mengangkat wajahku menatap langit hitam, sedari tak kutemukan engkau di sana.
Aku tertawa saat tak kutemukan hari esok tanpamu. Menyebalkan jika aku harus
berdiam dan bersungut seorang diri.
Ini
mungkin terdengar seperti sebuah kebohongan belaka. Jika kukatakan aku sangat
mencintaimu, terdengar mustahil. Namun aku yang jahannam seperti ini pun
mempunyai ingin, permohonan.
Saat
kubisikan kalimat cinta yang selalu kucoba rangkai setiap kali kita bersama.
Apa
kau bisa mendengarnya?
“I
love you…”
Sial.
Suaraku menghilang.
Tragis.
FINISH
Tidak ada komentar:
Posting Komentar