expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Follow me

17 Maret 2013

Diabolos

Title : Diabolos
Author : Duele
Last Edited : Oktober 2011
Genre : AU, Darkness
Rating : PG15
Chapter(s) : oneshot
Fandom(s) : Dir en Grey
Pairing(s) : General
Disclaimer :  Diabolos – Dum Spiro Spero (Dir en Grey)
Note Author : Salah satu judul dari fanfic nazaar saya dari Album Dum Spiro Spero (14 title)

 
~*~

 
Kemarin aku...

 
Menyalak.

 
Menggonggong seperti anjing. Mengaum bagai singa dan menjerit mengejar histeris. Rajukan yang tak pernah mendapat timbal balik dari selama ini yang kuharapkan. Semua berubah menjadi dingin, membeku bagai kepingan es.

 

Sejak kapan? Aku tak tahu.

 

Semuanya terhalang. Gelap.

Dan kau pun menghilang tanpa arah. Aku terpaku menatap bayang hitam yang perlahan memisahkanmu dariku. Melahapmu, meringkus sosokmu.

 

Aku memujamu. Sampai mati. Bahkan meninggalkan semua kesanku pada dunia hanya karenamu. Mengikuti setiap jejakmu, walau itu hanya sebuah tapak kosong tak bermakna. Tetapi mengapa semuanya indah?

 

Walau apa yang kusebut cinta ini tak mampu kupersembahkan karena ketidaklayakan diriku, ooh, aku sungguh fakir. Fakir akan kepercayaan diri dan kemampuan untuk bisa mendapatkanmu. Dan berakhir selalu aku mengikuti bayang hitammu. Dan setiap kau berbalik, maka tak akan kau temukan aku, karena persembunyian.

 

Kau yang indah, ingin aku menyentuhmu. Walau dengan tangan busukku, dan luka borok dihatiku. Menggapaimu, harga mati untukku. Mencintaimu, itu takdir bagiku. Menangisimu, kebahagiaan buatku.

 

Sayang, kau tahu itu ‘kan?

 

Ketika kekasaranku menyakitimu, maka maklumilah.

Ketika kekejamanku menyentuhmu, maka pahamilah.

Ketika keegoisanku merenggutmu, maka resapilah.

Ketika nafsu durjana ini memaksamu, maka kasihilah.

 

Aku begitu terobsesi, dengan hentakan dan caci serta maki.

Oh, kau bagai Dewi dengan panorama surgawi.

Kharisma cantik seorang bidadari.

Tertanam pada diriku hasrat manusiawi.

Memilikimu dengan menelanjangi.

 

Kaulah sesuatu yang berharga yang harus kumiliki.

 

Tatkala dunia berbalik, semuanya berubah. Kejam dan tak bernurani. Khianat kau beri. Aku perih…

Kau injak kuncup hatiku, melindasnya dengan benih pilu.

 

Mengapa?

 

Aku merasa terbunuh oleh cinta lesu ini. Lunglai tak bertenaga. Kau diam dan membisu. Bagai patung dengan paru-paru. Menyesakku…

 

Sayang, bolehkah kita memulai lagi?

 

Aku ingin kembali mengingat wajahmu. Menyesap bau harummu. Mengecap rasa lidah manismu.

 

Bertabur peluh. Berderai keringat. Bercecer darah. Bertetes nikmat.

 

Sayang,

 

Kemarin aku…

 

Menangis.

 

Menangisimu pilu dengan hujat didadaku. Tajam menusuk jantung, membunuhku. Isak yang terdengar, rintih yang menguar. Busuk!

 

Aku ingin berhenti, tetapi tak bisa.

 

Setiap kali membuka mata, hanya kegelapan itu yang kurasa. Merebak tulus di jiwa.

 

Seperti pagi ini, di sini.

 

Peraduan kita.

Aku terbaring, menatap birunya gorden berlapis. Birunya bagai langit, tetapi mendung. Kuarah tangan ini menggapai helaiannya, ku cermati siluetnya.

 

Sayang, pergelangan tanganku hampir putus…

Siluet cairan yang mengalir darinya tak mau berhenti. Meski pun aku menangis.

 

Aku mengangkat wajahku menatap langit hitam, sedari tak kutemukan engkau di sana. Aku tertawa saat tak kutemukan hari esok tanpamu. Menyebalkan jika aku harus berdiam dan bersungut seorang diri.

 

Ini mungkin terdengar seperti sebuah kebohongan belaka. Jika kukatakan aku sangat mencintaimu, terdengar mustahil. Namun aku yang jahannam seperti ini pun mempunyai ingin, permohonan.

 

Saat kubisikan kalimat cinta yang selalu kucoba rangkai setiap kali kita bersama.

 

Apa kau bisa mendengarnya?

 

“I love you…”

 

Sial. Suaraku menghilang.

 

Tragis.

 

 


FINISH

Tidak ada komentar:

Posting Komentar