Notes Author : Thank you
for keep reading this story J
*****
Jdar!! Jdar!!
Suara riuh petasan dan keramaian di SMA
Fujioka terdengar meriah. Tahun ini SMA Swasta tersebut mendapat giliran untuk
mengadakan event tahunan untuk kegiatan amal dan perlombaan kompetensi siswa. Beberapa
sekolah ternama yang berada di wilayah tersebut ikut andil dan berkumpul ikut
berpartisipasi dalam acara ini. Perusahaan-perusahaan juga tidak mau kalah
mensponsori dan mengambil laba khusus dalam acara ini. Dalam acara ini, akan
ada banyak perlombaan yang diadakan. Salah satunya ada lomba atletik, akademik
dan ekstrakulikuler. Para siswa dari sekolah lain sejak pagi sudah
berduyun-duyun untuk datang melihat acara tahunan ini.
“Kita akan masuk televisi!” seru anak-anak
yang melihat mobil van sebuah stasiun tivi swasta.
Note Author : This is was edited for competition horror
novel at ended 2011
PART II
~*~
Kyo
melamun kala itu. Walau pelajaran sedang berlangsung, pikirannya tak fokus
memperhatikan pelajarannya. Jauh dari pelajaran yang sekarang sedang dibahas,
pikirannya melambung tinggi tentang percakapannya tadi malam dengan Toshiya di
tepian bendungan.
"Bagaimana
caranya aku membantumu?"
"Kau
hanya perlu memberitahukannya kalau aku masih disini."
"Pada
siapa?"
"Pada
orang yang kutunggui selama ini."
Kyo
tertawa aneh. "Bagaimana aku bisa tahu orang itu? Bahkan aku tidak pernah
bertemu dengannya."
Tapi
Toshiya tetap tenang, malah kini dia menunjuk sudut jembatan yang kembali
tergeletak sebuket kembang kecil. Kyo tak memperhatikan sebelumnya, siapa orang
yang selalu memberikannya karangan bunga?
"Apa
orang itu berada di sekitar sini?" tanya Kyo penasaran.
"Tidak.”
"Lalu
bagaimana cara aku menemukannya?"
Toshiya
tersenyum. "Dua hari lagi, pagi buta. Kau datanglah kemari, dia akan
datang memberikan karangan bunga untukku. Mengenangku, mengenang kematian pada
hari itu."
Note Author : This is was edited for competition horror novel at ended 2011
PART I
~*~
'Hiks...hiks...'
Suara-suara
tangis itu terus terdengar di telingaku. Mata yang berkaca-kaca tatkala menatap
kedua potrait usang didepan altar. Dihiasi bunga-bunga beraneka rupa. Dupa-dupa
yang terus menyalakan asap berbau khas. Sesajian dalam cawan, buah ranum yang
terlihat sayu walau sebenarnya segar. Kedua potrait itu tersenyum, walau mereka
telah terbujur kaku. Dalam peti mati kayu yang kokoh, jasad itu terkulai. Jasad
ayah dan ibu...
"Kyoo~
tabahkan hatimu. Ikhlaskan mereka, nak..."
Aku
tak ingat bagaimana cara mengikhlaskan mereka agar mereka bisa tenang. Walau
Paman dan Bibi terus menerus menyerukan permintaan itu padaku. Aku berusaha.
Tapi airmata ini tidak mau berhenti mengalir. Jika kulihat ada senyum Ayah dan
Ibu terpatri, walau itu hanya dari sebuah gambar mati potrait tua. Namun senyum
mereka jelas terpatri dalam ingatanku. Dengan kedua tanganku, aku merangkul
kedua potrait orang tuaku. Berjalan beriringan dengan keluarga. Mengantarkan
mereka ke peristirahatan terakhir.
Title
: Juuyoku Author
: Duele Last
Edited : Oktober 2011 Genre
: AU, Darkness Rating
: PG15 Chapter(s)
: oneshot Fandom(s)
: Dir en Grey Pairing(s)
: General Disclaimer
:Juuyoku – Dum Spiro Spero (Dir en
Grey) Note
Author : Salah satu judul dari fanfic nazaar saya dari Album Dum Spiro Spero
(14 title)
Title
: Diabolos Author
: Duele Last
Edited : Oktober 2011 Genre
: AU, Darkness Rating
: PG15 Chapter(s)
: oneshot Fandom(s)
: Dir en Grey Pairing(s)
: General Disclaimer
:Diabolos – Dum Spiro Spero (Dir en
Grey) Note
Author : Salah satu judul dari fanfic nazaar saya dari Album Dum Spiro Spero
(14 title)
~*~
Kemarin
aku...
Menyalak.
Menggonggong
seperti anjing. Mengaum bagai singa dan menjerit mengejar histeris. Rajukan
yang tak pernah mendapat timbal balik dari selama ini yang kuharapkan. Semua
berubah menjadi dingin, membeku bagai kepingan es.
Note
Author : Salah satu judul dari fanfic nazaar saya dari Album Dum Spiro Spero
(14 title) - Dir en Grey
~*~
Iblis.
Inilah
kami, sekumpulan iblis yang terbuat dari api. Kebencian, kemarahan, kedengkian,
syirik dan iri hari merupakan tujuan utama para iblis hidup. Kami turun ke
dunia dimana kami bisa mencari tujuan hidup, berkelakar ke dunia fana yang di
huni oleh milyaran makhluk yang bernama manusia.
Tingkatan
terendah yang harus kami lenyapkan. Manusia hanyalah debu yang tak sederajat
dengan kami. Tetapi kenapa mereka lebih diutamakan? Karena catatan kelam itulah
kami mulai melancarkan cara untuk menjerat mereka pada dosa. Memperlihatkan
pada Tuhan, dzat yang menciptakan kami agar menarik segala kebaikannya untuk
debu kotor seperti manusia di bumi.
Note Author : it’s from RINKAKU Eternal Slumber Mix. I don’t know, I really adore with this song more than the original. It’s feels like, I could see a demon :)
*****
Dan saat aku membuka mata semuanya sudah menghilang. Hilang tak berbekas, tak meninggalkan jejak barang debu sekalipun. Kadang aku bertanya ke mana semua orang? Matikah?
Tap. Tap. Tap.
Kuhitung suara-suara langkah kaki menuruni anak tangga kayu. Bunyinya berderit dan menggema. Pegangan sisinya telah lapuk dan bisa jatuh kapan saja. Terendus wangi azalea berembus melewati hidung. Setelahnya melati, lalu kamboja.
Tak ada siapapun.
Matahari redup. Sinarnya terhalang oleh awan yang berarak menghias biru langit. Tapi di ujung sana warna hitam menyambangi. Berjalan pelan tapi pasti mendatangi kebahagiaan. Mereka ingin memakannya. Bahkan mataharipun takut dan tetap bersembunyi. Ataukah matahari akan dimakannya juga? Sungguh rakus.
Bawah kakiku dingin, tanah-tanah gersang berdebu menempel di sana. Membercak bagai gula halus bertabur pada kue gandum. Membayangkan itu sungguh membuat lapar. Tetapi tak ada sesuatu yang bisa dimakan untuk saat ini.
Perjalanan kecilku meninggalkan rumah. Berharap menemukan teman sepermainan dan kami akan memainkan sebuah permainan. Mereka biasanya sangat antusias, seantusias apa yang kami mainkan. Kami berlarian, menjerit-jerit, lalu tertawa. Namun setiap senja menguning, mereka hilang. Pulang.
Sekarang hari baru, kuharap menemukan teman baru, karena aku punya permainan seru. Ingin rasanya kubagi dengan rasa haru. Dan kami akan saling berseru, menderu-deru.
Tetapi ke mana semua orang?
Aku berjalan hingga beberapa mill jauhnya pun tak kutemukan seorangpun. Matikah?
Ooh…
Kutemukan satu. Sepertinya sedang bermain petak umpet. Karena dia sedang bersembunyi di balik pepohonan rindang sambil mendekap sepotong kayu usang. Wajahnya kelihatan sangat gugup. Apakah dia takut akan diketemukan oleh ‘setan’ penjaganya dan tertangkap?
Wah, permainan seru.
“Hai…kau mau bermain?”
Dia melihatku. Matanya bulat. Mungkin usianya sama denganku; 7 tahun. Sungguh lucu dan menggemaskan.
Tapi dia menolak. Tidak asyik. Mungkin dia punya teman-teman lain yang bisa kuajak bermain. Terkadang tidak semua anak-anak itu manis. Dia salah satunya. Atau aku…?
Setetes air jatuh di ujung hidungku. Telunjukku membersihkannya, namun sial tetesan-tetesannya kian banyak dan rindang. Hujan.
Tetapi ini sangat menyenangkan. Aroma hujan yang tak biasa. Suara rintikannya, asap yang menguap ke angkasa beradu dengan air. Pepohonan bersuka cita, bergoyang melambai dengan gemericik air membasahi dahan dan kayunya. Mereka nampak tampan, cantik dan memikat.
Ternyata si awan hitam berhasil memakan kebahagiaan siang hari. Memberikan kegelapan pada siang dan menduduki posisi malam. Seperti sebuah ramalan, saat semuanya akan berubah menghitam. Di dunia ini hanya akan ada kegelapan dan tak mengerti apa itu cahaya.
Aku berjalan lagi. Ada aliran menggelikan mengalir di sekitar kaki telanjangku. Tanah-tanah berbatu kecil yang memijat bawa kakiku. Rasa dingin dan lembab membuatku merasa keenakan. Rasa dingin yang menyegarkan badan.
Sebenarnya, jika hari aku tidak mendapatkan teman bermain, itu tidak mengapa. Karena masih ada kakak-kakak lelakiku. Namun untuk menemui mereka, aku harus berjalan cukup jauh. Sangat jauh. Melewati jalan setapak yang hampir tak terlihat karena rumput-rumputnya sudah kian meninggi. Tetapi jika sudah sampai ke sana, semuanya terasa menyenangkan. Karena banyak sekali anak-anak tinggal dan bermain di sana. Jauh lebih ramai daripada rumah. Maka dari itu aku senang mengunjungi mereka. Dan setiap kali aku sampai di sana, mereka semua sedang bermain.
Pelukan batang bambu berdawai, bergesek-gesek daun keringnya. Rinai irama dan aroma tanah bekas hujan. Tempat itu…
Aku terdiam, menatap nanar pada onggokan makhluk hitam di tengah lapangan. Tubuhnya besar setengah bungkuk. Batu besar sepertinya tersumbat pada punggung belakangnya. Ada ular besar meliuk-liuk di sekitarnya. Dan terakhir tercium amis darah. Tanah merah itu bergerak-gerak, sebuah jari manis terlepas tak jauh darinya. Terputus, dengan sobekan kecil mengeluarkan biji dagingnya.
Dan si pria bungkuk berbaju hitam menoleh. Matanya hitam bagai gagak dengan rahang bermoncong bagai srigala. Leleran saliva berbalut darah dan daging terselip di gigi-gigi buasnya dia menatap. Berjalan merangkak bagai bayi ke arahku.
Tubuhku tak bisa bergerak, karena telah ada dua makhluk lain di belakangku. Memegangi kedua bahu kecilku yang lunglai. Makhluk itu membuka mulutnya di depan wajahku. Tersempil bola mata dan daging terkunyah di dalam. Kami saling menatap satu sama lain.
Aku menepuk wajahnya yang basah dengan lelehan lendir dan darah.
“O-nii-chan…”
Dia menang. Kakak lelakiku menang. Sebagai setan penangkap anak-anak.
Hey… ayo, kita bermain lagi!
“Oni-san kochira te no naru hou e, oni o tsukamae watashi to kawa...”
Notes Author : Thank you for keep reading this story J
*****
Suatu tempat di sebuah SMU swasta yang letaknya tak jauh dari pusat
kota, di belakang gedung sekolah, tepatnya di belakang gedung toilet aula
berkumpulah beberapa siswa yang membolos kelas hari ini. Mereka merokok, mencat
rambut mereka dengan warna yang menyolok mata, menato diri, membuat gaduh dan
senang tertawa keras. Mereka terlihat seperti yankee-yankee muda yang hobinya
membuat onar. Mereka selalu berkumpul di belakang toilet aula yang letaknya
memang cukup jauh dari gedung sekolah yang mereka tempati. Hampir setiap hari
mereka menghabiskan waktunya di sana, bermain game, menonton video melalui
laptop yang dibawa dan bermain kartu.
Gile, udah lama juga beta gak nulis di blog,
hehe… (Berhubung sekarang beta sudah tergusur dari Posterous *hiks* maka beta curhat dimari aja...)
Bukannya lupa, tapi emang terlalu banyak hal
random yang nggak penting buat ditulis. Waktu terlalu cepat berlalu kawan,
tahu-tahu sudah tahun 2013. Waktu perkiraan gue bakalan sibuk dengan skripsi
dan tektek bengek lainnya. Jadi kalau gue agak sombong-sombong dikit, ya,
dimaklum *diserang beha terbang *apa
salah dan dosa nganaaaaa???
Sebenarnya ada banyak sekali yang pengen gue
tulis, tapi ya itu tadi, jalan idup gue akhir-akhir agak berat *ciee* boong, ding. Kebanyakan sih
random super gak penting, jad yaa skip ajalah.
Minggu kemarin, tepatnya Sabtu dan Minggu
pada tanggal 23-24 Februari, gue nyasar sampai Bekasi! Hehe, dusta… Nggak, kok,
gue emang sengaja datang ke UNSADA untuk bertemu kawan lamo tak jumpo di sano
LOL
Hari pertama, ketemu dengan Megumi, pacar
saya tercinta (Sha), Kaze, Fukki dan beberapa orang yang kukenal tapi mereka
gak kenal *naas* datang ke sana juga. Terus terang, hari pertama JF UNSADA itu
tandus abis. Sepi. Ya, mungkin karena bentrok sama JF yang ada di Senayan City
punya Binus juga.
Sebenernya selain karena ingin ketemu kangen
sama teman-teman, gue sama Kaze sedang mengepoin seseorang, lah, bukan seorang
sih, tapi dua kembar identik. Kembar. Identik apa kembar empat, ya ama Die…? |
TIDAAAAAAAAAAKKK!!! Die nggak masuk itungan! Itungannya cuman kembar si biang
onar Gene doang LOL
Ya, intinya kami sedang mencoba mengajak
ribut mereka *eh!* nggak ding, cuman
tahap pemastian bahwa apa yg dikatakan Kaze soal kemiripannya dengan Gitaris
Maha Tampan Sejagad Raya Andou Diesuke itu nyatanya TIDAK TERBUKTI.
Dan gue sudah memukul palu bahwa si kembar
identik lebih mirip ama pesaing cinta (?) Die, Gene. Bedanya kulitnya agak geseng
*ditampar* item……………… manis *batuk darah* *menghormati, coy!
Dan mari lupakan mereka, karena kalau bahas
mereka, jurnal ini gak akan selesai cepat ditambah dengan ngidam gue yg tak
tersalurkan *salah Kaze!* XD
Trully, gue datang ke UNSADA karena X-Shibuya.
Mereka manggung pas hari Sabtu. Ya, sekarang agaknya minat gue berkunjung ke
sebuah event alaminya dikarenakan kumpulnya teman-teman dekat dan X-Shibuya,
gak lebih dari itu. Kali ini momentnya pas! Ada X-Shibuya, temen-temen gue juga
datang. PLUSnya, gue juga jadi menikmati masa pacaran sama pacar gue di Malam
Minggu tersebut hihihi…
I think this is the best time ever.
Ini adalah salah satu lagu terbaik malam itu
dari X-Shibuya. Mereka bawain Obscure new version. Mantap! Kalau kalian denger
sesaat pas mereka baru mulai, ada teriakan “VANITAS WOY VANITAS!!” Itu gue…
maapkan sikap barbar gue malem itu karena terlalu despret Vanitas belum kunjung
terbawakan sama X-Shi (mungkin udah tapi pas gue gak nonton :’( )
Credit : Milana Lau
Dan ini adalah lagu original X-Shibuya
judulnya Terhempas. Kali ini mereka featuring sama vokalis band Scarlet Eve
dari Semarang, Hara. Suaranya bagus pisan. Gue suka!
Dan di akhir acara, ketika semua orang minta
foto dengan anggota X-Shibuya, hanya gue yg nyelonong dan minta foto sama Hara.
Anyep banget tapi muka gue, hahahaha! Sorry, no photo, sangking anyepnya muka
gue kayak gorengan basi, gue langsung musnahin photo itu (sms-in Aisu)
Credit:
Ashurafey
Hari Minggu, 24 Februari 2013, hayo ultah
siapa? Siapa lagi kalau bukan Mama darling *ohokss*
Terachi Shinya yang sudah ditakdirkan hidup
dan mati bersama dengan Andou Daisuke *hentikaaann!
Hentikaaaan!!* XDDD
Kita balik lagi ke UNSADA.
Kali ini gue ketemu sama cici Achan, Megumi,
Aisu, Fukki dan kawan2 lain, yang yaaa mereka gak kenal gue… *naas babak dua *biarin!
Sempet mengabadikan kebersamaan kami, tapi
apa daya muka gue ngetroll abis. Rata gituh kayak hantu tanpa muka -____-
Cuman sebentar ketemunya pas hari Minggu.
Wah, masih kangen rasanya.
Hal lucu waktu itu adalah waktu kami beli
ramen, gue dan cici Achan yg masih penasaran dengan Jigoku Ramen akhirnya
memutuskan membelinya, keputusan berat, sih. Cici Achan membeli racun Jigoku
ramen dan gue membeli penawarnya Shoyu Ramen. Megu absen, nyicip doang LOL
Waktu dimakan, asli Jigoku ramen rasanya gak
manusiawi!! Kasian cici Achan, kasian Megu, dan juga gue XDD karena kami makan
gantian, kepedesan kami ganti pake Shoyu Ramen XDDDDITULAH RENCANA KAMI! Maka agak
terselamatkanlah nyawa kami meski bibir tetep jontor LOL
Kami sempet berkeliling sebelum pulang. Oh,
ya… gue membelikan anak gue (Sayu) souvenir, mudah-mudahan dia suka :’) *rahasia, ya… *gak yakin Juga gue membeli Kaos murah yang sangat
NYOLOT kata-katanya…
Asli, NYOLOT banget kan nih kaos. Udah warna
merah, “GROW YOUR HAIR”-nya nyolotin
abis buat gue yg emang lagi berusaha manjangin rambut ijuk gue -___-;
Tapi, ironisnya… itu jadi kaos favorite gue
saat ini :P
Photo terakhir ini gue ambil pas di BKT (Banjir Kanal Timur) dari depan RS Duren Sawit. Cakep, ya lightingnya. Moment pas gue nginep di rumah pacar tempo hari.
Notes Author : Thank you for keep reading this story J
*****
YOU LOSE!
Saga kalah lagi.
Duk!!
Spontan dia tendang mesin pachinko tua yang membuatnya kalah hari ini.
Sialnya, kali ini penjaga game centre di tempat itu sudah terlalu jengah
melihat ulah Saga yang selalu onar.
Notes Author : Uh, yeah. I love Alice in The
Wonderland’s movie. That’s awesome. And hell yeah, I decided to writing this
fic based on story from it. With Alice9 as an ‘Alice’. You’ll don’t know, guys…
you don’t know what I’ve planning. *grin*
Btw, this is my 2nd story about
fantasy’s FF after EXODUS. So, please take a seat and
enjoy it J
*****
“…. And this is health for our
government.”
“Bagus, Kazamasa. Seperti biasa bahasa Inggrismu semakin fasih.” Wanita
itu memujinya dengan senyum manis yang dibuat-buat. “Selanjutnya…!”
Note Author : Thanks
for keep reading this story J
*****
Sniff.
Kyo mengendus-endus
bau anyir yang sedari tadi dia cium sejak mereka menginjakan kaki ke hutan ini.
Semakin lama, bau darah ini semakin pekat tercium. Ia mengangguk pasti saat
Jenderal Die dan Hakuei bertanya melalui tatapan mata yang serius, bahwa benar
hutan di bukit belakang istana ini ada sesuatu yang tidak beres. Kuda-kuda
mereka mulai memasuki daerah perbatasan hutan dengan area negeri Luxur, tetapi
baru saja mereka masuk kuda-kuda prajurit di belakang mereka resah bukan main.
Perjalanan
mereka terasa sangat lambat, tetapi nampak menyenangkan. Entah sejak kapan Hakuei
dan Kyo kelihatan akrab, mereka banyak mengobrol dan berguyon di barisan
belakang sana. Terkadang, Die dan Kaoru sampai menoleh ke belakang demi melihat
Hakuei yang tertawa keras. Sepertinya sangat seru. Berbeda dengan Kaoru yang
sepanjang perjalanan kelihatan tenang dan nampak santai menunggangi kudanya
yang kelihatan menuruti perintahnya. Die dan Shinya pun nampak tenang. Tetapi
terlalu diam untuk ukuran seperti Die, karena mereka sama sekali tidak bicara
satu sama lain. Padahal sebelumnya, pemuda yang satu kelihatan sudah bisa
membuka diri kepada Shinya. Atau mungkin, karena pasangannya adalah Shinya,
maka Die ikut-ikutan diam.